Eropa Harus Akhiri Krisis di Yunani
21 Juni 2011Krisis utang Yunani yang membebani zona mata uang Euro tetap menjadi topik komentar dalam tajuk sejumlah harian internasional.
Harian konservatif Austria Die Presse dalam tajuknya mengritik sikap Eropa : Tidak ada lagi wacana, bahwa pasaran bersama Eropa akan lebih disempurnakan dengan sebuah mata uang bersama. Semua sudah melupakan masa krisis keuangan dua tahun lalu, ketika pengusaha maupun pekerja merasa senang memiliki Euro sebagai mata uang yang stabil. Sebaliknya dari itu, kita mengalami masa dimana politik Eropa melakukan usaha untuk mengelak dari kewajibannya. Dengan pandangan penuh ketakutan terhadap negara-negara yang dilanda masalah, pemerintah anggota Uni Eropa hanya mengulur waktu tanpa perencanaan yang jelas untuk mengatasi krisis. Akan tetapi, taktik mengulur waktu bukan hanya menghamburkan uang, melainkan juga memicu skeptisme, ketakutan dan keresahan yang berbahaya. Hal ini menghancurkan fundamen bersama bagi kesuksesan ekonomi yang telah dicapai selama ini.
Harian liberal kiri Perancis Liberation dalam tajuknya berkomentar : Krisis adalah sebuah elemen perkembangan bagi pembangunan Eropa. Menjelang kebangkrutan Yunani, barulah negara-negara anggota menyepakati aksi bersama, yang hingga saat ini kelihatannya amat mustahil. Akan tetapi perdebatan sesudahnya, mengenai bagaimana caranya menolong Yunani, adalah masalah ekonomi dan filosofi. Harus dibentuk sebuah rezim ekonomi, yang berbicara atas nama semua pemerintahan negara anggota, untuk menghentikan ketidak selarasan, yang hingga kini membebani pasar dengan ongkos milyaran Euro. Pimpinan politik harus menegaskan tanggung jawabnya dan memformulasikan dengan jelas posisinya, untuk dapat menuntaskan pembangunan Eropa.
Harian liberal Swedia Dagen Nyheter dalam tajuknya menulis komentar yang lebih optimistis. Drama di Yunani terus berlanjut dan dapat menimbulkan dampak yang terasa di seluruh Eropa. Akan tetapi mata uang bersama Euro juga akan tetap dibutuhkan, dan dapat semakin diperkuat lewat krisis ini. Akan tetapi, jika negara-negara anggota tidak mengambil alih tanggung jawab politiknya, melainkan hanya ingin meraup keuntungan jangka pendek bagi kantungnya sendiri dari penyatuan mata uang tsb, maka tidak akan terjadi banyak perubahan. Negara-negara yang ingin secara gratis membonceng kemajuan di negara lain, akan selalu menemukan celah-celah untuk bersembunyi. Yang juga diperlukan adalah analisa krisis nasional oleh negara bersangkutan yang memiliki masalah besar. Jika tidak, paket bantuan sebesar apapun tidak akan membantu.
Tema lainnya yang juga disoroti dalam tajuk harian internasional adalah pidato presiden Suriah, Bashar al-Assad sehubungan aksi kekerasan yang dilancarkan terhadap para demonstran di negaranya.
Harian liberal kiri Inggris Independent berkomentar, kesempatan bagi reformasi terlewatkan. Jawaban internasional bagi pidato Assad tidak jelas dan tidak seragam. Hal itu dapat dimengerti. Kekacauan di Suriah dapat berdampak lebih luas bagi kawasan, dibandingkan revolusi yang terjadi di negara Arab lainnya. Terdapat harapan, mungkin saja Turki dapat mempengaruhi Assad, untuk melaksanakan reformasi. Selebihnya tidak terdapat banyak harapan, bahwa tekanan dari luar dapat memberikan dampaknya, untuk memperbaiki situasi di Suriah. Ketika baru memangku jabatannya 11 tahun lalu, harapan cukup besar digantungkan kepada Bashar al-Assad untuk melaksanakan reformasi. Namun ia melewatkan peluang untuk melakukannya.
Agus Setiawan/dpa/afp
Editor : Dyan Kostermans