Eropa Tekan Rusia Masalah Suriah
4 Juni 2012Konflik Suriah diperkirakan akan mendominasi diskusi KTT Uni Eropa-Rusia di St Petersburg, Senin (4/6). Negara-negara barat menuntut Moskow untuk lebih tegas terhadap rezim Presiden Bashar al Assad, yang tidak mematuhi kesepakatan gencatan senjata 12 April lalu.
Sejauh ini, usaha untuk meyakinkan Presiden Vladimir Putin agar mengubah kebijakan tentang Suriah telah gagal. Dalam pertemuan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin dan Presiden Perancis Francois Hollande, Jumat lalu (1/6), Putin menegaskan tidak hanya pasukan pemerintah yang bertanggungjawab, tetapi kelompok pemberontak juga bersalah dalam aksi kekerasan tersebut.
Usaha diplomatik
Pejabat Uni Eropa 'seharusnya' mulai frustasi dengan penolakan Rusia untuk melakukan sesuatu dalam masalah Rusia. Namun, mereka mencoba untuk tidak memperlihatkannya. "Peran Rusia penting bagi keberhasilan rencana Annan," ujar Catherine Ashton, pejabat tinggi kebijakan luar negeri Uni Eropa, usai pertemuan dengan menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov, Minggu (3/6).
Ashton menambahkan, Uni Eropa berencana untuk "bekerja sama dengan Rusia untuk mencari cara mengakhiri kekerasan dan mendukung rencana perdamaian." Ia juga berbicara melalui telepon dengan utusan khusus Liga Arab-PBB, Kofi Annan. Menurut Ashton, keduanya sepakat krisis Suriah capai "titik krisis".
Pembantaian Houla harus jadi peringatan
Terbunuhnya lebih dari 100 orang di kota Houla 10 tahun lalu telah menambah kepentingan usaha diplomasi untuk mengakhiri pertempuran di Suriah. Investigasi pembantaian yang dilakukan tim monitor PBB menemukan, bahwa pasukan yang loyal kepada Presiden Assad lebih mungkin bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Minggu (3/6), Assad berbicara melalui siaran televisi yang ditujukan kepada parlemen, bahwa pasukannya tidak terlibat dalam pembantaian.
Perdagangan bilateral dan program nuklir Iran juga menjadi pembahasan dalam KTT Uni Eropa-Rusia. Para pejabat Uni Eropa akan memanfaatkan KTT sebagai upaya mendekatkan diri kembali dengan Putin yang terpilih kembali menjadi presiden, setelah absen empat tahun.
vlz/dk (Reuters, AFP)