ESA Umumkan Astronaut Disabilitas Pertama di Dunia
24 November 2022Badan Antariksa Eropa (ESA) memperkenalkan generasi baru astronautnya pada Rabu (23/11). Dua astronaut perempuan, tiga astronaut laki-laki, dan satu "parastronaut” yang menjadi astronaut dengan disabilitas fisik pertama di dunia, masuk dalam kelas astronaut baru angkatan 2022 itu.
ESA menyebutkan belum ada badan antariksa besar Barat yang pernah mengirimkan seorang "parastronaut” ke luar angkasa.
ESA menjelaskan, seluruh anggota tim astronaut baru itu akan memulai pelatihan dasar selama 12 bulan di Pusat Astronaut Eropa ESA pada musim semi 2023 mendatang.
Siapa "parastroanut" yang dipilih ESA?
ESA menyatakan, telah menunjuk pelari cepat paralimpiade asal Inggris, John McFall, untuk mengambil bagian dalam studi kelayakan selama pelatihan astronaut tersebut.
"Sebagai seseorang yang diamputasi, saya tidak pernah menyangka bahwa menjadi astronaut adalah sebuah kemungkinan, jadi saya merasa sangat gembira,” kata McFall dalam sebuah wawancara yang diunggah di situs ESA.
Rekrutmen McFall yang penyandang disabilitas memang menjadi yang pertama di dunia, tapi prosesnya untuk bisa menjadi bagian dari misi luar angkasa masih panjang.
McFall dipilih, guna mendapatkan penilaian terkait apa yang dibutuhkan seorang penyandang disabilitas untuk bisa mengambil bagian dalam misi di masa depan, kata badan antariksa beranggotakan 22 negara itu.
McFall sebelumnya bekerja sebagai spesialis trauma dan ortopedi di selatan Inggris. Kakinya terpaksa harus diamputasi setelah ia mengalami kecelakaan sepeda motor.
McFall kemudian mewakili Inggris sebagai pelari cepat di ajang Paralimpiade Beijing tahun 2008.
Kelas astronaut baru ESA
Selain McFall, lima astronaut karir lainnya dipilih ESA dari 22.000 lebih pelamar.
ESA memilih dua perempuan yaitu Sophie Adenot dari Prancis dan Rosemary Coogan dari Inggris. Adenot adalah seorang pilot uji coba helikopter udara berusia 40 tahun dengan pengalaman terbang sekitar 3.000 jam, sementara Coogan (31 tahun) adalah seorang astronom bergelar doktor dari Universitas Sussex.
ESA juga memilih tiga laki-laki yaitu Pablo Alvarexz Fernandez dari Spanyol, Raphael Liegeois dari Belgia dan Marco Sieber dari Swiss.
Rekrutmen astronaut baru ESA ini adalah rekrutmen pertama selama lebih dari satu dekade, dan bertujuan untuk menghadirkan diversitas dalam perjalanan luar angkasa.
Anggaran ESA bertambah
ESA juga mengumumkan peningkatan anggaran yang signifikan sebesar 17% dibanding anggaran sebelumnya.
Direktur Jenderal ESA Josef Aschbacher mengatakan, badan antariksa Eropa tersebut akan menerima total $17,5 miliar (setara dengan Rp274 triliun) dari 22 negara anggotanya.
Pemerintah Jerman menyatakan, akan berkontribusi sebesar €4 miliar (setara dengan Rp65 triliun).
Anggaran tersebut digunakan terutama guna membiayai program untuk menjelajahi Bulan dan Mars. ESA juga akan terus berpartisipasi di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) hingga tahun 2030. gtp/as (dpa, afp, rtr)