1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Estonia Minta UE Siapkan Anggaran untuk Amunisi Ukraina

22 Februari 2023

Estonia ingin Uni Eropa menemukan dan mendanai lebih banyak amunisi untuk Ukraina. Komisi Eropa meyakini bahwa pengalamannya baru-baru ini dengan vaksin COVID-19 juga akan berhasil untuk rudal yang dibutuhkan Ukraina.

https://p.dw.com/p/4NofL
Pasokan amunisi senapan mesin
Ukraina khawatir akan kehabisan peluru sebelum mengusir tentara Rusia dari wilayahnya Foto: Björn Trotzki/IMAGO

Estonia mengatakan rencananya untuk mengatasi kekurangan amunisi Ukraina adalah sederhana, yaitu dengan menunjukkan uang kepada produsen senjata dan diproses dengan cepat.

Estonia meminta Uni Eropa menyisihkan empat miliar euro untuk mengamankan satu juta butir amunisi yang akan dikirimkan dalam enam bulan ke depan.

Dalam sebuah dokumen yang beredar di kalangan pemerintah Uni Eropa dan dilihat oleh DW, Estonia berpendapat bahwa suntikan dana sebesar itu dapat meningkatkan kapasitas industri manufaktur Eropa hingga tujuh kali lipat. Tidak hanya itu, upaya itu juga memungkinkan pengiriman amunisi dalam jumlah yang signifikan dalam waktu setengah tahun, bukan empat tahun yang diperkirakan dalam kondisi saat ini.

Skala penggunaan amunisi

Kemampuan produksi gabungan maksimum produsen amunisi Eropa saat ini mencapai 230.000 peluru per tahun, menurut dokumen Estonia. Ukraina, yang saat ini sedang berperang dengan Rusia, menggunakan hampir sebanyak itu setiap bulannya.

Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur mengatakan kepada DW bahwa pemerintahnya telah menerima umpan balik positif atas proposal tersebut, yang ia yakini sebagai solusi yang saling menguntungkan bagi militer dan industri Ukraina dan Eropa, dan, ia berharap, akan merugikan Rusia.

Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur
Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur mengatakan Komisi Eropa harus bertanggung jawab atas pengadaan amunisi bersamaFoto: DW

"Satu hal adalah (ini) satu juta peluru untuk Ukraina," jelas Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur. "Namun, hal lainnya adalah bahwa akan ada proyek berkelanjutan untuk negara-negara Eropa, untuk militer Eropa, untuk memperoleh lebih banyak amunisi di masa depan. Ketika industri (meningkatkan) kemampuan produksi, mereka juga dapat (mempertahankan) kemampuan ini untuk waktu yang lebih lama," tambahnya.

Industri menunggu pesanan

Upaya untuk mempercepat proses tersebut tampaknya masih tidak cukup.

Tiga hari sebelum peringatan satu tahun perang di Ukraina, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, dan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba bertemu untuk pertama kalinya.

Seperti yang dikatakan Stoltenberg, "untuk melihat apa yang bisa kita lakukan bersama untuk memastikan Ukraina memiliki senjata yang dibutuhkan." Aliansi ini juga akan membantu Ukraina membangun sistem pengadaannya sendiri yang "efektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan."

Hingga hal itu terjadi, produsen mengatakan seharusnya tidak ada harapan bagi mereka untuk mendanai sendiri investasi spekulatif dalam pengembangan kapasitas. "Jika pemerintah ingin melihat lebih banyak kapasitas produksi, kami perlu melihat pesanan yang masuk," kata seorang perwakilan produsen amunisi yang tidak mau disebutkan namanya karena sensitivitas politik.

Rencana pendanaan Prancis akan mendukung perusahaan-perusahaan Uni Eropa

Ada juga rencana lain yang sedang dibahas, yang satu ini mencontoh program bantuan untuk Ukraina yang telah digunakan di Perancis. Nathalie Loiseau, Ketua Sub Komite Keamanan dan Pertahanan Parlemen Eropa dan anggota parlemen Perancis Benjamin Haddad, Ketua Komite Persahabatan Perancis-Ukraina di parlemen, merekomendasikan untuk menyiapkan dana sebesar satu miliar euro dengan negara-negara anggota yang berkontribusi berdasarkan PDB mereka. Ukraina dapat menggunakan uang ini untuk membeli apa pun yang dibutuhkannya dari produsen Eropa, dan mengembalikan uang tersebut ke dalam industri Uni Eropa.

Haddad berpendapat bahwa perbandingan dengan kampanye vaksin adalah tepat. "Kami menyadari dalam beberapa tahun terakhir bahwa ketika kami menempatkan sumber daya, modal, dan kemauan politik untuk melakukan sesuatu, kami benar-benar dapat memproduksi dan mendistribusikan jauh lebih cepat daripada yang kami harapkan," katanya, seraya mencatat bahwa pada awalnya dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin, tetapi hal itu dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun.

Estonia berharap proposalnya disetujui pada KTT Uni Eropa berikutnya yang dijadwalkan pada akhir Maret atau bahkan lebih awal, kata Menteri Pertahanan Pevkur. "Jadwal saya adalah besok," katanya. "Tapi untuk Ukraina, itu kemarin."

(bh/ha)

Teri Schultz Koresponden Eropa di Brussels, Belgia