1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Filipina masih menunggu hasil resmi pemilihan presiden.

18 Mei 2004
https://p.dw.com/p/CJiB

Bila di kalangan para pengikut presiden terdapat suasana kemenangan, meski angka-angka resmi belum lengkap, maka itu disebabkan oleh penghitungan sementara yang serius dan penghitungan oleh lembaga swasta, yang mengindikasikan bahwa Nyonya Arroyo akan menang. Hanya beberapa jam setelah ditutupnya tempat pemberian suara, lembaga riset pendapat terkemuka di negara itu, telah mengumumkan hasil penghitungan, yang meramalkan bahwa akhirnya Presiden Arroyo akan unggul dengan kelebihan 8 persen suara. Menurut penghitungan sebagian suara oleh lembaga swasta, kelebihan suaranya bahkan 14 persen. Tempo yang lamban bagi penghitungan suara pemilihan di Filipina disebabkan oleh sistim yang rumit dan bertahap . Sementara di negara demokrasi lainnya , komputer dan teknologi modern dalam beberapa jam setelah TPS ditutup, dapat memberikan hasil resmi, di Filipina sistim pemilihan dan penghitungan suara dari awal sampai akhir dilakukan secara manual. Para pemilih harus menulis dengan tangan nama kandidat favoritnya dari sekitar 32 nama. Sesudah itu surat pemilihan itu harus melalui beberapa panitia, sebelum, lazimnya, setelah beberapa minggu , Komisi Pemilihan Nasional di ibukota Manila dapat memulai penghitungannya. Sistim kuno itu tidak hanya memakan banyak waktu, melainkan juga sangat rawan terhadap penipuan dan manipulasi. Sudah menjadi tradisi di Filipina, tuduhan manipulasi dikeluarkan oleh pihak yang kalah. Maka bagi banyak warga Filipina , bukanlah suatu kejutan, kalau para pengikut Fernando Poe Junior yang diduga akan kalah, kini secara resmi melontarkan tuduhan bahwa kandidatnya ditipu. Dalam konferensi pers di Manila , khusus untuk para wartawan asing, pemimpin oposisi, Senator Eduardo Angara, dengan panjang lebar menjelaskan berbagai cara manipulasi pemilihan di Filipina. Angara mengatakan, 20 persen penipuan dilakukan selama berlangsungnya pemilihan, yakni dengan cara membeli suara, dengan menjanjikan proyek. Namun manipulasi besar dilakukan sekarang. Pemerintah membantah tuduhan oposisi, dan menuntut bukti yang konkret. Memang pihak netral menduga, terutama di tingkat lokal terjadi manipulasi. Pada tingkat komunal bersamaan dengan pemilihan presiden juga dipilih sekitar 17 ribu pejabat lokal. Di tingkat bawah biasanya sering terjadi kerusuhan bermotif politik. Selama ini sekitar 150 orang menjadi korban pembunuhan politik. Dan kebanyakan penipuan politik biasanya terjadi di tingkat lokal . Namun oposisi tidak menyebutnya sebagai kasus insiden. Senator Nene Pimentel menyebutnya sebagai manipulasi besar-besaran. Pihak oposisi mengancam akan mengadakan unjuk rasa besar-besaran , bila terbukti manipulasi pemilihan secara sistimatis merugikan pihaknya. Bagi stabilitas politik di Filipina , ini bukanlah pertanda yang baik. Sementara ini , presiden lama yang mungkin juga akan menjadi presiden yang baru , telah menawarkan perujukan. Namun, penantang utamanya, selama ini tidak memberikan reaksi atas tawarannya untuk ikut mengambil bagian dalam pemerintahan kesatuan nasional.