Film dan Dinner "Aruna & Lidahnya" di Berlinale 2019
Setelah penayangan film "Aruna & Lidahnya" di ajang Berlinale 2019, ada acara special dinner dengan kreasi menu Indonesia oleh Chef The Duc Ngo asal Vietnam, pemenang penghargaan "Gastronomic Innovator" tahun 2017.
Disadur dari novel Laksmi Pamuntjak
Film "Aruna & Lidahnya" (2018) disadur dari novel Laksmi Pamuntjak dengan judul yang sama. Penayangan film dilanjutkan dengan acara special dinner. 200 tiket Kulinarisches Kino Berlinale 2019 untuk "Aruna & Lidahnya" terjual habis dalam waktu setengah jam saat Berlinale mulai menjual tiket pada 4 februari 2019, seminggu sebelum acara berlangsung.
"Film and Food"
Harga tiket acara "Film and Food" ini 95 Euro per orang atau sekitar Rp. 1,500,000. Dengan tiket ini, penonton akan mendapat tiket untuk menonton film di Martin Gropius Bau Cinema, dilanjutkan dengan makan malam 4 menu di Restoran Gropius Mirror yang berada tepat diseberang gedung bioskop itu.
Dibangun untuk 2 minggu
Restoran Gropius Bau merupakan bangunan non permanen yang hanya eksis saat penyelenggaraan Festival Film Berlinale. Bangunan ini dibangun selama 2 pekan, lengkap dengan penitipan mantel, WC, bar dan dapur yang dengan kapasitas memasak untuk 200 orang.
Chef asal Vietnam menyajikan intrerpretasi menu Indonesia
Dari 10 film terpilih untuk kategori Film Kuliner, hanya 5 film yang terpilih untuk dilengkapi dengan sitting dinner yang dimasak chef kelas dunia asal Vietnam. The Duc Ngo dinobatkan sebagai Gastronomic Innovator 2017 dan memiliki beberapa restoran Asia di Berlin dan beberapa kota lain di Jerman. Menyajikan interpretasi menu Indonesia, dia dibantu oleh 4 chef terpercaya.
Gado-gado, sambal matah dan ikan goreng
Menu yang disajikan adalah Gado Gado, Sambal Matah Ceviche, Ikan Goreng dengan macam macam sambal, Sup Ikan, Kari Ikan dengan nasi, ditutup dengan Pineapple Lychee Passion.
Tampilan perdana Dian Sastrowardoyo di Berlinale
Dian Sastrowardoyo mendapat perhatian khusus dari para penonton Berlinale karena aktingnya sebagai tokoh Aruna yang natural. Bagi Dian Sastrowardoyo, ini merupakan Berlinale pertamanya.
Aruna & Lidahnya
Bagi Sutradara Edwin (paling kanan), "Aruna & Lidahnya" adalah kiprahnya ke-6 di ajang Berlinale. "Saat ikut Berlinale Talent, saya ingin sekali merasakan ikut makan malam di Kulinarisces Kino, tetapi tiketnya mahal sekali. Malam ini merupakan kehormatan, film saya diputar sekaligus mempromosikan makanan Indonesia", kata Edwin. Filmnya "Letter from The Zoo" juga pernah ditayangkan di Berlinale.
Budaya kuliner dan kritik terhadap industri pangan
Film Kategori Kuliner di Berlinale tidak hanya menampilkan kenikmatan makanan atau budaya kuliner, melainkan juga sisi gelap industri pangan, isu politik dan dampak perubahan iklim pada makanan. (Teks & Foto: Miranti Hirschmann/hp)