1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

G20 Gelar Dialog Gleneagles

13 Maret 2008

Dialog Gleneagles - itulah nama pertemuan kelompok G20 yang fokus pada perubahan iklim. Jumat (14/03), negara G20 bertemu dekat Tokyo, Jepang untuk membahas soal iklim, energi ramah lingkungan dan transfer teknologi.

https://p.dw.com/p/DO5A
Foto: dpa - Bildarchiv

Dialog Gleneagles digagas bekas perdana menteri Inggris, Tony Blair, tahun 2005 lalu. Saat itu, Blair menyatakan, dalam jangka panjang perubahan iklim adalah isu terpenting yang dihadapi komunitas global.

Dalam pertemuan kali ini, negara G20 yang terdiri dari delapan negara industri besar dan sejumlah negara ambang industri seperti Brasil, Cina, India dan Indonesia mencari solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, para menteri lingkungan hidup dan energi mengupayakan pembiayaan proyek energi ramah lingkungan di sejumlah negara miskin.

Negara G8 berperan penting dalam mengatasi perubahan iklim global. 80 persen gas rumah kaca yang menyebabkan pemanansan global dihasilkan oleh negara-negara G20. Sejak KTT Iklim di Bali, Desember 2007, sejumlah perundingan digelar untuk merumuskan suatu kesepakatan global untuk menanggulangi perubahan iklim.

Suatu kesepakatan global selama ini terbentur berbagai kepentingan ekonomi. Jepang dan Jerman mengusulkan agar emisi rumah kaca dibatasi melalui suatu kesepakatan yang mengikat. Jepang misalnya mendukung target penurunan emisi rumah kaca sampai setengahnya di tahun 2050. Tapi sebagian negara, terutama negara miskin dan berkembang menolak penetapan target yang mengikat bagi semua negara. Mereka menyatakan, negara maju seharusnya berbuat lebih banyak untuk mengatasi pemanasan global. Misalnya dengan membiayai proyek energi ramah lingkungan di sejumlah negara berkembang.

Jepang, tuan rumah Dialog Gleneagles kali ini, meyakini, pembatasan emisi seharusnya diberlakukan bagi sektor industri tertentu. Misalnya produsen baja, semen dan penghasil energi. Sementara Cina, negara penghasil gas karbondioksida nomer dua dunia, menolak target pembatasan untuk sektor tertentu. Cina kuatir, peraturan mengikat tersebut akan melumpuhkan laju ekonomi Cina yang berbasis pada industri berat.

Fokus lain pertemuan menteri lingkungan hidup dan energi G20 adalah alokasi dana bantuan untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Amerika Serikat, Inggris dan Jepang masing-masing berjanji menghibahkan dana untuk membantu negara berkembang dalam upaya menanggulangi pemanasan global.

Salah satu batu sandungan dalam Dialog Gleneagles yang dimulai Jumat ini adalah Amerika Serikat. Demikian diungkap Organisasi Lingkungan Hidup (WWF). Amerika Serikat adalah satu-satunya negara industri yang belum meratifikasi Protokol Kyoto. Para pakar lingkungan berharap presiden baru Amerika Serikat, yang akan dipilih November mendatang menganut kebijakan politik lingkungan yang berbeda dengan pemerintahan Bush. (zer)