Gaza: Mereka Kehilangan Tempat Bernaung
Perang yang berkecamuk memaksa puluhan ribu orang mengungsi di Jalur Gaza. Badan-badan bantuan PBB tidak memiliki sumber daya untuk mengatasi banjirnya pengungsi.
Terus berlari
Perang memakan korban jiwa dan material. Serangan militer Israel di Jalur Gaza menyebabkan orang-orang kehilangan rumah mereka. Kemana mereka harus berlindung?
Mengutamakan anak-anak
Perang selalu berujung pada jatuhnya korban. Perang di Gaza memaksa orang-orang melarikan diri. Mereka mencari keselamatan. Seorang warga Palestina membopong anak-anakmya di dekat sebuah pasar di Shejaia.
Menatap kehancuran
Dengan menaiki gerobak, warga di Bet Lahiya utara Jalur Gaza meninggalkan rumah-rumah mereka. Mereka menyeberangi perbatasan Gaza dengan melewati dua terowongan utama.
Perempuan dan anak-anak
Perempuan dan anak-anak menyelamatkan diri. Dengan menggunakan kendaraan, para warga Palestina terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka, guna menghindari serangan massif.
Rumah luluh lantak
Warga Palestina di distrik Shejaia ini berduka melihat kehancuran rumah-rumah mereka. Tak ada tempat lagi untuk bernaung. Jenazah para korban seakan berserakan di jalanan, sementara rumah sakit disesaki oleh korban yang mengalami luka-luka.
Di tengah situasi mengerikan
Warga Palestina meninggalkan rumah mereka di timur distrik Shejaia, setelah serangan Israel menyebabkan jatuhnya korban jiwa di jalan-jalan.
Peringatan polisi
Keluarga-keluarga Palestina ini melarikan diri, setelah mendapat peringatan dari polisi, akan adanya serangan Israel di Gaza.
Menara mesjid yang hancur
Warga Palestina berhimpun di dekat sebuah menara mesjid yang hancur. Polisi mengatakan menara mesjid di Gaza City itu rusak akibat serangan udara Israel.
Kamp penampungan pun rusak
Sekolah PBB ini tadinya dimanfaatkan untuk menampung para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal. Namun kini, sekolah PBB di Jebaliya di utara Jalur Gaza ini rusak berat akibat serangan Israel 30 Juli 2014.