Hamas dan Fatah Gelar Perundingan Damai
26 Februari 2009Dalam pertemuan yang berlangsung di Kairo, kelompok Hamas dan Fatah sepakat untuk memecahkan berbagai masalah, seperti penentuan nasib tahanan kedua belah pihak, kebuntuan usaha rekonsiliasi dan menghentikan perang kata-kata di media massa.
Hamas dan Fatah akan menghentikan perseteruan dan memfokuskan diri pada kepentingan rakyat Palestina. Dalam pertemuan Rabu malam (25/02) juga ditetapkan lima komisi yang akan membentuk pemerintahan bersatu. Pertemuan pertama komisi tersebut akan digelar tanggal 8 Maret mendatang.
Milyaran Dollar AS diperlukan untuk membangun kembali Jalur Gaza setelah peperangan dengan Israel. Dana tersebut kemungkinan akan dikucurkan oleh para donatur internasional dalam pertemuan pekan depan yang juga akan berlangsung di Mesir dan bisa digunakan oleh kedua pihak.
Para utusan dari dua kelompok utama dan faksi-faksi Palestina lainnya berjumpa di kantor kepala intelejen Mesir, Oman Sulaeman, yang memimpin mediasi.
Baik para pejabat senior Fatah, gerakan sekuler dibawah pimpinan Presiden Palestina Mahmud Abbas, maupun para pemimpin Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, setuju untuk membangun rasa saling percaya.
Sebagian dari tahanan kedua pihak telah dibebaskan. Pejabat Hamas, Mahmud Zahar mengungkapkan 80 anggotanya telah dilepas sebelumnya yang ditangkap di Tepi Barat Yordan, telah dilepas Fatah. Sementara 300 an lainnya masih ditahan. Hamas juga melepaskan sejumlah tahanan rumah anggota Fatah di Jalur Gaza.
Konflik Fatah dan Hamas telah berlangsung begitu lama, namun memanas kembali pada Juni 2007, ketika Hamas mengambil kendali Jalur Gaza, mengalahkan kekuatan pasukan yang loyal terhadap Abbas setelah pertempuran berhari-hari.
Mesir sedianya menyerukan rekonsiliasi Palestina bulan November 2008 lalu. Namun Hamas kemudian menarik diri dengan alasan kelompok Fatah masih terus menahan anggota Hamas di Tepi Barat Yordan.
Proses rekonsiliasi kemudian diprakarsai oleh Mesir, usai peperangan yang berlangsung selama sekitar tiga minggu dengan Israel, yang berakhir bulan lalu. Perang tersebut mengakibatkan tewasnya 1300 warga Palestina dan kehancuran bangunan serta infrastruktur di Jalur Gaza.(ap)