Hubungan Rumit Orang Jerman dan Bendera Kebangsaannya
13 Juli 2021Selama dua minggu, bendera nasional berkibar di mobil, di balkon, dan di taman-taman di Eropa pada turnamen sepak bola Piala Eropa Euro 2020. Di Jerman, momen itu juga pernah terjadi pada Piala Dunia 2006, ketika negara ini menjadi tuan rumah ajang besar itu. Banyak orang Jerman yang ketika itu untuk pertama kalinya mengibarkan bendera nasional mereka.
"Jika Anda membandingkan penonton stadion (di Piala Dunia di Jerman) pada tahun 1974 dan 2006, Anda dapat melihat perbedaan besar. Tahun 1974, hanya beberapa orang memiliki bendera. Pada tahun 2006, hampir semua orang memilikinya," kata Harald Biermann, Direktur Komunikasi Museum Sejarah "Haus der Geschichte" di Bonn, sebuah museum yang berfokus pada sejarah modern Jerman.
Apa makna bendera nasional bagi orang Jerman? Secara resmi tertulis di situs parlemen Jerman, Bundestag, tentang benderanya yang dijuluki "Hitam, Merah, Emas"? Hubungan warganya dengan bendera kebangsaan mereka lebih rumit daripada di hampir semua negara lain di dunia, kata Harsald Biermann kepada DW.
Bendera Jerman dibebani sentimen nasionalisme
Dia menekankan, dalam hal ini Jerman memang merupakan "pengecualian total" di antara negara-negara industri maju, di mana bendera kebangsaan berkibar setiap hari di depan gedung-gedung pemerintah.
Setiap masyarakat memang memiliki cara uniknya sendiri dalam berurusan dengan simbol-simbol nasionalnya. Sesuatu yang mungkin dianggap biasa oleh orang-orang di negara lain, seperti mengenakan kaus oblong dengan slogan "Vive la France!" atau "God Bless America!" tidak mudah dicontoh di Jerman, terkait dengan simbol-simbol kebangsaannya.
Harald Biermann menjelaskannya: "Pada dasarnya, harus dikatakan bahwa orang Jerman memiliki hubungan yang sulit dengan sentimen nasionalisme, dan bendera hitam-merah-emas dikaitkan dengan perasaan itu. Karena sejarah Nazi, banyak orang segan menjunjung simbol-simbol kebangsaannya, apalagi sentimen nasionalisme. Ini masih membebani rakyat Jerman, dan itu merusak hubungan kita dengan kebangsaan.”
Bukan simbol Nazi
Harald Biermann menjelaskan, warna hitam-merah-emas sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kediktatoran Hitler dan Nazi: "Justru sebaliknya. Hitam-merah-emas tidak digunakan di bawah rezim Nazi. Melainkan bendera swastika yang menjadi simbol nasional."
Warna nasional Jerman hitam-merah-emas pertama kali muncul sebagai kombinasi dalam "Perang Pembebasan" 1813-1815 melawan Napoleon. Selama tahun-tahun berikutnya, kombinasi warna itu menjadi lebih banyak digunakan, dan pada tahun 1848, Majelis Nasional Frankfurt menetapkan bendera dengan ketiga warna itu sebagai bendera resmi Konfederasi Jerman. Hitam, merah, dan emas disebutkan sebagai warna bendera "ketika kaum liberal dan demokrat bergabung bersama untuk mendirikan negara melalui gerakan nasional." Setelah itu, bendera hitam-merah-emas diresmikan di Republik Weimar tahun 1919, sebagai "bendera demokrasi Jerman pertama." Namun, ketika Nazi berkuasa, bendera ini diganti.
Dalam pidato pada November 2020, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier memperingatkan bahwa bendera Jerman tidak boleh ditinggalkan oleh masyarakat, apalagi dibiarkan dikuasai oleh ekstremis sayap kanan. "Hitam, merah, emas - ini adalah warna sejarah demokrasi kita," kata Steinmeier. "Kita tidak boleh membiarkan itu diambil alih dan disalahgunakan oleh mereka yang ingin menyulut kebencian nasionalistik baru."
Menurut Harald Biermann, salah satu penyebab kecanggungan dalam hubungan masyarakat Jerman dengan benderanya adalah kurangnya pengetahuan tentang sejarah dan makna dari ketiga warna tersebut. "Banyak orang Jerman tidak tahu apa arti sebenarnya dari simbol hitam-merah-emas. Harus dikatakan, ini adalah kegagalan dari pihak sekolah," katanya. Akibatnya, orang tidak yakin apa arti warna nasional Jerman yang sebenarnya.
(hp/ha)