Imbauan Sharon agar warga Yahudi keluar dari Perancis
20 Juli 2004Imbauan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon kepada seluruh warga Yahudi di Perancis untuk segera meninggalkan negara itu dan kembali ke Israel, sehubungan meningkatnya sentimen anti-Yahudi di negara itu membuat berang Pemerintah Perancis . Bahkan PM Sharon untuk sementara dinyatakan persona non grata di Perancis oleh Presiden Jacques Chirac . Meski kritik tajam terhadap pernyataannya PM Israel Sharon tetap mengimbau warga Yahudi keluar dari Perancis karena semakin meningkatnya sikap anti-Semit di negara itu. Israel dalam 10 tahun mendatang mengharapkan kedatangan 100 ribu imigranYahudi per tahun. Namun tahun 2003 hanya sekitar 24 ribu warga Yahudi yang kembali ke Israel.
Berikut beberapa komentar dan tanggapan harian internasional mengenai kasus Sharon dan Perancis.
Harian Perancis Le Monde berkomentar:
Israel menganggap Perancis sebagai ujung tombak politik pro-Arab di Eropa. Kunjungan Menlu Michel Barnier ke Ramallah 30 Juni lalu, memperkuat anggapan tsb. Menurut kamus Israel untuk tokoh-tokoh terkemuka asing, kunjungen kepada Arafat diartikan sebagai penolakan hubungan dengan para pemimpin Israel. Menlu Perancis telah memilih Arafat, tokoh yang melambangkan rakyat Palestina, yang namun di dalam negeri sendiri semakin ditentang. Sementara orang harus menunggu lama kunjungan PM Israel Sharon ke Paris , yang telah berkali-kali dibatalkan.
Harian Perancis lainnya La Croix berkomentar , setiap orang berhak mengeluarkan pendapatnya.
Di Perancis sentimen anti-Yahudi semakin meningkat , namun orang-orang yang picik mengkaitkannya dengan agama atau politik negara Israel. Warga Yahudi, Katolik, Protestan dan Muslim di Perancis dan di semua negara lain , sebagai warga yang bertanggung jawab punya pandangan yang berbeda-beda tentang situasi dunia. Itulah yang dimaksud oleh para wakil masyarakat Yahudi di Perancis, ketika menegaskan kepada PM Sharon , sebaiknya ia diam, apabila ia sungguh ingin membantu agar sentimen anti-semit berkurang.
Sementara harian Belande De Volkskrant menanggapi reaksi Perancis terhadap imbauan PM Israel kepada warga Yahudi di Perancis untuk segera kembali ke Israel , sebagai reaksi yang berlebih-lebihan. Komentar harian ini:
Apakah benar , Sharon membahayakan kerukunan antara warga Yahudi dan Arab di Perancis, seperti yang dikatakan orang? Tampaknya itu berlebih-lebihan. Reaksi Perancis terhadap pernyataan Sharon justru mencerminkan sikap Perancis. Karena meningkatknya ketegangan antara Arab dan Yahudi, reaksi Perancis terlalu sensitif terhadap setiap kritik yang menyangkut soal diskriminasi dan rasisme. Apa lagi , bila kritik itu datang dari PM Israel, yang politik konfrontasinya dianggap sebagai pemicu ketegangan dengan Palestina, maka dengan segera timbullah kehebohan megenai hal kecil.
Sebaliknya harian Luksemburg Luxemburger Wort menilai pernyataan Sharon dilatarbelakangi maksud tertentu.
Pernyataan Sharon hanyalah satu dari sekian banyak kecaman verbal PM Israel dan kubunya terhadap Perancis sejak 2002. Sharon punya berbagai tujuan. Pertama, ia hendak meredam pengaruh Perancis , karena ia menganggap pemerintah di Paris terlalu bersikap pro-Palestina. Kedua, Sharon mengimpikan - dan itu telah sering dinyatakannya secara resmi – agar jutaan warga Yahudi dari seluruh dunia kembali ke Israel. Namun , dari mana warga Yahudi ini harus datang?
Dari Rusia gelombang emigrasi begitu dahsyat, sehingga warga Yahudi dari Rusia di israel membentuk partai politik sendiri. Sementara kebanyakan warga Yahudi di AS begitu betah dan merasa nyaman di negara itu, sehingga mereka tidak pernah berpikir untuk kembali ke Israel. Jadi, di luar wilayah Israel hanya terdapat dua masyarakat besar Yahudi, yakni di Argentina di mana terdapat sekitar 200 ribu warga Yahudi dan di Perancis dengan sekitar 600 ribu. Kiranya, Perancis merupakan negara besar terdekat yang dapat merealisasikan impian besar Israel. Jadi tampaknya pernyataan Sharon baru-baru ini punya maksud yang dipikirkan masak-masak. Namun, apakah banyak warga Yahudi bersedia kembali ke negara bunkernya Sharon? Kiranya, tidak! Sebab negara yang paling tidak aman bagi orang Yahudi adalah tetap Israel, dengan atau tanpa tembok pengamanan.