IMF Harus Lakukan Adaptasi Fleksibel
19 Mei 2011Masa depan Dana Moneter Internasional-IMF, berkaitan dengan posisi jabatan puncak, setelah mundurnya Dominique Strauss-Kahn sebagai direktur, akibat tuduhan terlibat skandal sex memalukan, menjadi tema komentar dalam tajuk sejumlah harian internasional.
Harian liberal kiri Inggris Independent dalam tajuknya berkomentar : Dana Moneter Internasional-IMF seperti juga organisasi internasional besar lainnya, tidak mampu secepatnya mengatasi situasi darurat internal. Amat disayangkan, kosongnya posisi puncak lembaga itu secara tiba-tiba, justru terjadi di saat tekanan sedang meningkat, agar memberikan posisi pimpinan untuk pertama kalinya kepada kandidat dari luar Eropa. Masalahnya bukan sekedar pengganti Strauss-Kahn, melainkan juga pertanyaan, apakah tradisi yang sudah mengakar itu akan diakhiri. Di satu sisi terdapat alasan kuat, untuk segera menentukan penggantinya. Tapi klaim Eropa terhadap jabatan pimpinan itu, jangan dilepaskan secara tergesa-gesa. Khususnya selama krisis di zona mata uang Euro masih menjadi tema utama dalam IMF. Sebuah solusi transisi akan menyebabkan masalahnya tetap mengambang.
Juga harian sore Belanda NRC Handelsblatt dalam komentarnya menyoroti perdebatan seputar pengganti Strauss-Kahn. Harian ini dalam tajuknya lebih lanjut menulis : Terlepas dari kasus yang menimpa Strauss-Kahn, perimbangan kekuatan dalam IMF yang sudah bertahan selama 65 tahun, kini digugat oleh kontribusi politik dan ekonomi China, India dan Brazil. Gagasan kanselir Jerman, Angela Merkel, bahwa menimbang krisis di zona mata uang Euro, seharusnya IMF tetap dipimpin orang Eropa, memang cukup simpatik. Juga Eropa memiliki cukup banyak kandidat yang tangguh. Akan tetapi, perimbangan kekuatan politik menunjukan arah yang berbeda. Eropa dan Amerika disarankan untuk membuka kesempatan bagi kandidat dari benua lainnya, untuk menduduki jabatan puncak IMF. Jika tetap mengukuhi tradisi masa lalu, mereka dapat dilindas oleh kekuatan non-barat.
Harian konservatif Norwegia Aftenposten berkomentar : Kasus Strauss-Kahn tidak boleh menghambat IMF menanggulangi berbagai tantangan, yang dihadapi banyak negara serta lembaga keuangan internasional. Krisis akut yang melanda IMF, memicu tuntutan yang semakin kencang, agar negara-negara yang pertumbuhan ekonominya amat pesat, seperti China, India dan Brazil dapat terwakli lebih baik, bahkan kemungkinan hingga ke posisi puncak. Tuntutan ini memang sudah selayaknya. IMF didirikan tahun 1944 dan sejak saat itu dunia berubah amat drastis. Lembaga internasional yang membeku dan tidak dapat mengikuti perkembangan zaman, hanya memiliki manfaat yang terbatas.
Terakhir harian Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung berkomentar : Bagi masa depan mata uang bersama Euro, kemungkinan akan jauh lebih baik, jika kandidat dari luar Eropa dengan kewenangan tertinggi di IMF, yang menegur negara-negara yang ekonominya goyah di zona Euro. Tentu saja Eropa tidak akan mengizinkan hal tsb. Berdasarkan pembagian tugas tradisional dengan Amerika, prinsip lama menyebutkan, pimpinan IMF harus berasal dari Eropa. Logika pembagian jabatan pimpinan IMF dan Bank Dunia, antara Eropa dan Amerika, belum ditanggalkan, walaupun kini bermunculan semakin banyak negara-negara industri baru.
Agus Setiawan/dpa/afp
Editor : Dyan Kostermans