260409 IWF Wirtschaftskrise
27 April 2009Terkait krisis keuangan global Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menghimbau bantuan lebih banyak untuk negara-negara miskin. Kemerosotan ekonomi berdampak paling buruk pada negara-negara itu. Demikian keputusan rapat awal tahun IMF di Washington. Setelah rapat awal tahun tersebut ketua pertemuan Dana Moneter Internasional Youssef Boutros Ghali mengatakan:
“Tentu masih banyak risiko. Untuk sementara ini tentu masih banyak hal yang akan tetap terlihat buruk. Tetapi, kemunduran semakin lama semakin melambat. Banyak yang berpendapat, di akhir tahun ini akan terlihat sebuah sinar."
Youssef Boutros-Ghali adalah Ketua Komite Keuangan dan Moneter IMF. Ia mewakili 185 negara. Dari Washington duapuluh negara industri dan di ambang industri terpenting dunia berusaha mengirimkan pesan masih ada harapan, bahwa krisis keuangan global dapat berakhir tahun 2009 ini dan awal 2010 setidaknya ada kemajuan.
Untuk itu, IMF akan dilibatkan lebih banyak lagi dari sebelumnya dalam upaya mengatasi krisis. Dalam konferensi G20 yang digelar awal April lalu di London telah disepekati bantuan dana sebanyak 1 triliun Dolar Amerika Serikat. Dana itu untuk membantu IMF dalam upaya pemberantasan kemacetan kredit dan likwidasi di seluruh dunia.
Janji tersebut masih berlaku namun upaya penerapannya berjalan terlalu lamban. Negara industri sudah menyatakan kesanggupannya untuk mengucurkan dana, namun negara lain seperti Cina, Brasilia, India atau Rusia masih menahan diri. Mereka baru bersedia memberikan dana, jika ada perspektif untuk mendapat hak bicara lebih banyak di dalam tubuh IMF. Karena hingga kini, pengambilan keputusan di dalam IMF masih didominasi oleh Eropa dan Amerika Serikat.
Sementara untuk program konjungtur IMF guna mengatasi krisis, yang diupayakan bersama sejumlah negara lainnya, mendapat pujian. Namun Direktur IMF Dominique Strauss-Kahn memperingatkan: “Kita harus melihat apa yang akan terjadi dalam tiga atau empat tahun mendatang. Karena itu, kita harus menyiapkan langkah berikutnya untuk keluar dari program konjungtur itu."
Program konjungtur tersebut didanai dari hutang-hutang baru. Menteri Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman Heidemarie Wieczorek-Zeul khawatir negara-negara miskin semakin terjerumus dalam hutang. Sementara keseimbangan anggaran negara semakin dikesampingkan. Terkait ini IMF khawatir harga barang meningkat dan terjadi inflasi.
Dana Moneter Internasional kembali menekankan satu poin khusus. Direktur Strauss-Kahn mengatakan, ekonomi dunia tidak akan pulih selama masih ada 'surat-surat berharga yang beracun' dan kredit buruk di neraca berbagai bank di seluruh dunia. Strauss-Kahn melaporkan, dalam pertemuan IMF awal tahun semua peserta sepakat bahwa masalah ini harus ditangani sekarang juga. “Modal baru harus diupayakan. Di beberapa negara mungkin ada bank yang harus diubah menjadi milik negara atau jika diperlukan dengan mendirikan ‚bad banks‘. Hal ini harus dilakukan sekarang juga dan pemulihan ekonomi sangat tergantung dari itu semua."
Di akhir rapat Menteri Jerman Wieczorek-Zeul menghimbau masyarakat internasional untuk memikirkan sebuah pendanaan lanjutan setelah bantuan yang telah dijanjikan untuk mengatasi krisis sekarang. Ia menuturkan, bahwa kesalahan di masa lalu jangan sampai terulang lagi. Negara berkembang hendaknya dibantu oleh negara industri, karena negara berkembang tidak mungkin dapat mendanai sebuah paket konjungtur senilai miliaran Dolar Amerika Serikat. Wieczorek-Zeul menambahkan, Bank Dunia berperan penting dalam upaya mengatasi krisis sekarang.
Jens Borchers/Andriani Nangoy
Editor: Yuniman Farid