Indonesia Kritik Supermarket Inggris Karena Menolak Sawit
16 April 2018Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC), yang dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia mengritik langkah jaringan supermarket Inggris, Iceland, yang tidak lagi akan menggunakan sawit untuk produksi merek sendiri.
Dalam sebuah surat yang dikirimkan Direktur Ekskutif CPOPC, Mahendra Siregar, Indonesia memperingatkan penggunaan bahan alternatif pengganti sawit justru akan memperparah kerusakan lingkungan.
Iceland pekan lalu menyatakan akan menghentikan penggunaan kelapa sawit pada akhir 2018 dan dengan begitu berkontribusi menurunkan permintaan pasar terhadap minyak sawit sebanyak 500 ton per tahun. Langkah tersebut dilakukan untuk menyesuaikan diri terhadap meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan konsumen.
Menurut Iceland, sebanyak 85% pelanggan menolak membeli produk yang mengandung minyak sawit.
Baca: Perkebunan Sawit Picu Kenaikan Suhu Tanah di Indonesia
Namun dalam suratnya Mahendra menilai meningkatnya sikap antipati konsumen terhadap sawit bukan sebagai bentuk kesadaran lingkungan, melainkan hasil kampanye oleh Uni Eropa. "Saya tidak terkejut dengan angka ini mengingat kampanye Uni Eropa untuk mendeskreditkan Kelapa Sawit," tulisnya dalam surat tersebut.
Lebih lanjut ia menilai kebijakan Iceland terkait sawit "diskrimiatif."
Hal senada diungkapkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia. "Ini barangkali akibat kurang informasi, sekaligus korban kampanye hitam tentang sawit," kata Kacuk Sumarto, wakil ketua GAPKI kepada BBC Indonesia.
Direktur Iceland, Richard Walker sebelumnya mengklaim tidak ada produk kelapa sawit yang berkelanjutan. Kepada BBC, ia mengungkapkan "Minyak kelapa sawit bersertifikat saat ini tidak membatasi deforestasi," ujarnya. "Jadi selama belum ada minyak sawit yang berkesinambungan, yang sama sekali bukan dari deforestasi, kami mengatakan tidak kepada minyak kelapa sawit."
rzn/yf (rtr, bbc, cpopc)