Inggris dan Yordania Kecam Pembebasan Abu Qatada
13 November 2012Keputusan sidang komisi khusus banding imigrasi (SIAC) hari Senin (13/11) mengindahkan pengajuan banding Abu Qatada atas ekstradisi ke Yordania. Abu Qatada bebas dengan jaminan dari penjara berpengamanan tinggi Long Lartin sebagai tahanan rumah dan mengenakan alat monitor setiap saat. Ini menjadi pukulan berat bagi pemerintah Inggris yang selama bertahun-tahun memperjuangkan deportasi pengkhotbah Islam radikal tersebut.
Pengacara pemerintah Inggris Robin Tam menyatakan Abu Qatada membawa risiko besar bagi keamanan nasional dan berpotensi melarikan diri sehingga tidak layak bebas dengan jaminan. Nada serupa juga datang dari Home Office (Departemen Dalam Negeri Inggris) serta media massa.
Daily Telegraph menulis: "Lagi-lagi ulama ekstremis berhasil mengungkap keterbatasan Inggris sebagai sebuah negara untuk memutuskan siapa yang dapat dan tidak dapat tinggal di dalam perbatasan Inggris."
Bulan Oktober Inggris mengekstradisi ulama Islam radikal lainnya, Abu Hamza al-Masri, dan empat tersangka teroris lainnya ke Amerika Serikat setelah melewati pergulatan hukum yang panjang.
Ekstradisi ke Yordania
Abu Qatada (51) menghabiskan 7 tahun terakhir di balik jeruji penjara Inggris sambil melawan deportasi ke Yordania. Qatada memegang kewarganegaraan Yordania namun berasal dari Palestina. Ia dijatuhi hukuman pengadilan in absentia di Yordania tahun 1998 atas keterlibatan dalam sejumlah serangan teror.
Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May memerintahkan ekstradisi Abu Qatada setelah Yordania memastikan bukti baru yang diperoleh dalam penyiksaan dua tersangka lainnya tidak akan digunakan untuk melawan Qatada dalam sidang ulang. Namun SIAC menilai kepastian dari Yordania tidak dapat dijamin kebenarannya.
Yordania menyatakan turut merasakan kecewa dan prihatin, serta siap membantu pemerintah Inggris dalam upaya mengajukan banding atas keputusan sidang SIAC. Menteri Informasi Yordania Nayef al-Fayez menegaskan konstitusi kerajaan dan mahkamah konstitusi Yordania menjamin 'sidang yang adil' bagi Abu Qatada.
Sementara Al-Qaeda mengancam akan melancarkan serangan di Inggris apabila Abu Qatada jadi dideportasi.
Kaitan dengan Al-Qaeda
Bapak beranak lima tersebut juga dikenal dengan nama Omar Mohammed Othman, tiba di Inggris tahun 1993 untuk mencari suaka. Video-video khotbahnya ditemukan di sebuah apartemen di Hamburg dan digunakan oleh beberapa pembajak pesawat yang terlibat serangan 11 September. Qatada secara gamblang mendukung jaringan teroris Al-Qaeda dan mendorong pembunuhan kaum Yahudi.
Inggris pertama kali memerintahkan deportasi Qatada tahun 2001 dan banding terhadap putusan itu ditolak tahun 2009. Abu Qatada lalu mengajukan banding ke Mahkamah Eropa untuk HAM. Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May sejak itu sudah menandatangani putusan deportasi baru. Qatada sudah pernah bebas dengan jaminan awal tahun ini namun kembali dijebloskan ke penjara.
CP/AB (dw, afp, ap)