Inggris Menolak Intervensi Militer Terhadap Suriah
30 Agustus 2013Berbicara di Manila hari Jumat(30/08/13), Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel menekankan bahwa pemerintahan di Washington masih mencari "koalisi internasional" untuk mengambil tindakan terhadap rezim Suriah. Pemerintah Suriah dicurigai menggunakan senjata kimia dalam menghadapi rakyatnya sendiri.
"Pendekatan kami adalah untuk terus menemukan sebuah koalisi internasional yang akan bertindak bersama-sama," papar Hagel sebuah konferensi pers.
Hagel mengatakan pemerintahan di Washington menghormati penolakan parlemen Inggris untuk berpartisipasi dalam melakukan serangan terhadap rezim Suriah. "Kami terus berkonsultasi dengan Inggris sebagai sekutu kami. Konsultasi Itu termasuk upaya maju bersama merespon serangan senjata kimia di Suriah," tambahnya.
Tanggapan Cameron
Keputusan parlemen Inggris datang setelah kegagalan upaya diplomat Inggris dalam waktu sebelas jam untuk memenangkan dukungan PBB dalam mengambil tindakan terhadap rezim Bashar al Assad pada pertemuan para anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa.
Menanggapi penolakan parlemen, Cameron berujar: "Jelas bagi saya bahwa parlemen Inggris, yang mewakili pandangan orang-orang Inggris, tidak ingin adanya tindakan militer diambil oleh Inggris. Saya memahami itu dan pemerintah akan melakukan tindakan yang sesuai."
Kalah 13 Suara
Pemerintahan Cameron kalah 13 suara dalam pemungutan suara untuk mendukung pengambilan keputusan merespon tindakan rezim Suriah. Sementara di PBB juga terjadi kebuntuan atas gagasan pembentukan koalisi militer barat yang berbasis luas, meskipun sekutu-sekutu AS lainnya mungkin masih mau berpartisipasi.
Sebelumnya, utusan dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB: Inggris, Cina, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat telah bertemu di markas besar PBB di New York. Pertemuan selama 45 menit itu merupakan kedua kalinya, setelah Inggris mengusulkan rancangan resolusi yang bisa mengizinkan “pengambilan semua langkah yang diperlukan" untuk melindungi warga sipil Suriah setelah adanya dugaan serangan senjata kimia pekan lalu. Tapi tak satu pun dari para utusan memberikan komentar saat mereka meninggalkan pertemuan.
Dukungan terbatas Kongres AS
Sementara itu di Amerika Serikat, beberapa anggota kongres AS menyuarakan dukungan terbatas, namun mensyaratkan agar pemerintah terus berkonsultasi erat dengan kongres.
Pemimpin fraksi minoritas di DPR AS, Nancy Pelosi, mengatakan ia setuju dengan Ketua DPR AS John Boehner bahwa "perlu adanya konsultasi lebih lanjut dengan semua anggota kongres dan transparansi dalam proses pengambilan keputusan“. Ditambahkannya, "Sudah jelas bahwa rakyat Amerika Serkat telah lelah perang. Namun, penyerangan yaag dilakukan Assad dengan gas beracun terhadap rakyatnya sendiri merupakan masalah keamanan nasional kita, stabilitas regional dan keamanan global. Kita harus tegas, bahwa Amerika Serikat menolak penggunaan senjata kimia oleh Assad atau rezim lainnya," tandas Pelosi.
Kapal perang AS dipersenjatai dengan sejumlah rudal jelajah telah berhimpun di Mediterania timur. Para pejabat militer AS mengatakan mereka siap untuk meluncurkan serangan kuat terhadap target mereka, rezim di Suriah.
Sekutu Assad, Rusia telah memblokir semua upaya untuk menguatkan sanksi internasional terhadap pemerintahan di Damaskus atau otorisasi kekuatan luar untuk memberikan sanksi atau menggeser rezim Assad. Memasuki bulan ke-29 perang saudara di Suriah, dilaporkan sudah lebih dari 100.000 orang dilaporkan meninggal dunia.
Tim inspektur PBB menyelidiki
Tim inspektur PBB masih terus menyelidiki laporan serangan gas pekan lalu di pinggiran Damaskus yang menewaskan lebih dari 350 orang, termasuk perempuan dan anak-anak. Seorang juru bicara PBB mengatakan bahwa tim itu telah mengumpulkan bukti-bukti cukup dan segera akan menyampaikannya pada Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki Moon. Juru bicara itu menambahkan, " Mulai besok dia akan mencoba untuk menjangkau negara-negara anggota dan membuat pembahasan lebih maju pada isu tentang apa yang terjadi di Suriah."
Ban telah meminta agar para inspektur itu akan diizinkan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka sebelum negara-negara besar memutuskan tindakan lanjutan.
Assad menantang
Menghadapi ancaman Barat, Assad malah menantang. Di televisi pemerintah ia mengatakan kepada delegasi politisi Yaman, "Suriah akan mempertahankan diri dalam menghadapi setiap serangan."
Dia bersumpah bahwa setiap serangan akan menghasilkan "kemenangan" bagi rakyat Suriah. Rezimnya telah membantah menggunakan senjata kimia dan malah menyalahkan pemberontak yang disebutnya sebagai "teroris". Para penduduk Damaskus merasa takut, sementara pasukan keamanan disiapkan untuk menghadapi kemungkinan serangan udara dengan menarik kembali tentara dari target potensial dan melakukan kontrol ketat di jalan-jalan dan rumah sakit.
ap/rtr/afp/dpa(AP/VZL)