ISIS Semakin Terdesak di Suriah dan Libya
2 Juni 2016Pasukan Demokratik Suriah, sebuah aliansi militer yang didominasi kelompok Kurdi, menyerbu kota strategis Manbij, dengan bantuan serangan udara koalisi pimpinan AS. Dalam 24 jam terakhir koalisi itu melancarkan sebanyak 14 serangan udara.
Manbij berada di antara Jarablus, kota perbatasan yang dikuasai ISIS, dan Raqqa, ibukota kekhalifahan di Suriah. Selama ini ISIS menggunakan kota tersebut buat mendatangan logistik dari Turki ke Raqa, kara Jennifer Cafarella, analis Suriah utuk Institut Studi Konflik di Washington, AS.
Jika koalisi berhasil merebut Manbij dan Jarablus, ISIS bakal kesulitan mempertahankan akses ke perbatasan Turki. "Merebut kedua kota itu akan mengganggu, tapi tidak mengeliminasi kemampuan ISIS untuk menjamin pasokan logistik," tutur Cafarella.
Ironisnya sekutu AS, Turki, menentang aliansi yang kebanyakan diperkuat oleh gerilayawan Kurdi, YPG. Ankara sejak lama menganggap kelompok separatis itu sebagai musuh dalam selimut. Namun AS menilai YPG adalah kekuatan darat paling efektif buat melawan ISIS.
Serangan besar di Suriah dilancarkan pada saat yang bersamaan dengan operasi militer Irak buat merebut Fallujah dan Mosul yang dikuasai kelompok pimpinan Abu Bakar al Baghdadi tersebut. Selain itu, jantung kekuasaan ISIS di Libya, Sirte, kini juga sedang terdesak oleh manuver pasukan pemerintah.
Petroleum Guards Forye, sebuah kelompok paramiliter yang setia pada pemerintahan persatuan Libya, Rabu (02/16) mengklaim telah merebut kota Nofaliyeh dan Ben Jawad dari IS. Notfaliyeh adalah kota besar pertama yang direbut IS di Libya awal tahun 2015 silam.
Kedua kota terpaut dua jam perjalanan mobil dari ibukota ISIS di Libya, Sirte. Dua pekan sebelumnya pasukan pemerintah juga berhasil merebut kota Abugrein, al-Washka dan Wadi Zamzam.
Bulan lalu, Dewan Keamanan PBB sepakat melonggarkan embargo senjata terhadap Libya untuk mempersenjatai pemerintahan persatuan dalam melawan kelompok teror.
rzn/yf (afp,dpa)