1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel Akan Balas Serangan Hamas Lebih Keras

1 Februari 2009

Hamas kembali menembakkan roket ke wilayah Israel. Israel akan melancarkan pembalasan yang lebih keras. Namun bersamaan dengan itu, sedang diupayakan gencatan senjata.

https://p.dw.com/p/GlFo
Menlu Israel, Tzipi Livni (kiri) dan PM Israel, Ehud Olmert (kanan)Foto: AP

Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza, sebagai pembalasan atas sejumlah serangan roket Hamas ke wilayah Israel hari Minggu. Ini merupakan perwujudan dari ancaman Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, sebelumnya. Menurut Ehud Olmert, Israel akan melancarkan serangan pembalasan terhadap Hamas, dalam tingkat yang jauh lebih keras dibanding serangan militan Palestina itu. Hal itu diungkapkannya dalam rapat kabinet, sesudah dua roket Hamas kembali menghantam wilayah selatan Israel. Salah satunya mendarat tepat di antara dua taman kanak-kanak. Ditegaskan Olmert dalam rapat kabinet:

„Saya meminta kepada kementerian pertahanan untuk menyiagakan militer untuk melancarkan serangan pembalasan atas serangan itu. Pembalasan harus dan akan dilancarkan. Kami tidak akan memberikan peringatan terlebih dahulu kepada teroris, kapan dan di mana kami akan bertindak. Tapi, kami pasti akan mengambil tindakan.“

Tak berapa lama sesudah Olmert melontarkan ancaman itu, Hamas justru melakukan serangan berikutnya. Kali ini serangan mortar itu mengakibatkan tiga tentara Israel cedera. Ini bukan pelanggaran gencatan senjata pertama kalinya sejak berakhirnya Perang Jalur Gaza beberapa waktu lalu. Suara-suara di kalangan pemerintah Israel pun makin tegas. Menteri Luar Negeri Tzipi Livni, yang juga calon Perdana Menteri baru Israel dari Partai Kadima:

„Menghadapi sebuah organisasi teror yang tidak mengakui Israel, harus dengan kekerasan. Karena itu, kami telah melancarkan serangan pembalasan di Jalur Gaza. Kemudian di titik tertentu kami menghentikan serangan, untuk melihat, apakah Hamas memahami pesan Israel. Bahwa kami tidak akan membiarkan warga Israel diserang. Tidak peduli, apakah ada korban terluka atau tidak. Israel akan bertindak. Itu adalah pendapat saya."

Dalam pertemuan kabinet Tzipi Livni dan Menteri Pertahanan Ehud Barak sempat bentrok mengenai apakah Israel bersedia melakukan gencatan senjata dengan Hamas selama satu tahun. Livni menolak usulan Mesir itu, sementara Barak bersedia. Namun, Barak pun sependapat untuk melancarakan serangan pembalasan.

„Kami akan bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku di Jalur Gaza. Kami akan bertindak rasional dan penuh tanggungjawab. Saat ini sedang pemilu dan banyak omongan dari orang-orang, yang belum pernah memegang senjata dalam hidupnya. Belum pernah memutuskan sesuatu yang betul-betul penting, namun terpengaruh oleh berita-berita heboh, tanpa memahami situasi atau lain sebagainya. Hamas mendapat pukulan berat dan jika diperlukan, kami akan melakukan serangan berikutnya. Namun, hal ini hanya dapat diputuskan oleh pemerintah dan aparat keamanan."

Stasiun televisi Arab „Al Arabiya“ melaporkan, Hamas telah menyatakan kesediaannya melakukan gencatan senjata selama setahun. Sekaligus menyetujui penempatan aparat keamanan Palestina dibawah pemerintahan otonomi Mahmud Abbas, di kawasan perbatasan dengan Mesir. (an)