Israel Makin Terisolasi
4 Juni 2010Harian Jerman Süddeutsche Zeitung menulis:
Dengan aksi brutalnya terhadap kapal-kapal yang penuh barang bantuan, Israel telah menyulut kemarahan dunia. Sekarang, pemerintah Israel mencoba membenarkan aksi militer itu. Ini membuat kritik terhadap Israel jadi lebih keras lagi, karena operasi militer tersebut memang terlalu berlebihan. Dewan Keamanan PBB secara tegas menuntut agar ada pemeriksaan independen terhadap peristiwa berdarah ini. Tapi Israel menolak. Pemerintah Israel pernah berhasil menolak tuntutan semacam itu, setelah munculnya tuduhan kejahatan perang yang terjadi selama Perang Gaza. Namun kali ini situasinya lain. Lawan Israel kali ini bukanlah kelompok Hamas, melainkan rombongan aktivis politik, sekalipun di atas kapal ada beberapa perusuh.
Harian Italia Corriere della Serra menulis, Israel berada di lingkaran setan. Selanjutnya harian ini berkomentar:
Upaya fanatik Israel untuk menjamin keamanan bagi warganya bisa dipahami, namun ini adalah lingkaran setan yang bisa menghasilkan berbagai kesalahan. Lalu kesalahan-kesalahan itu tidak membuat situasi jadi makin baik. Malah sebaliknya, keamanan makin buruk. Dengan aksi berdarah ini, Israel ibarat memberi hadiah pada musuh-musuhnya. Gerakan-gerakan yang menentang Israel sekarang akan makin kuat.
Harian Perancis Dernières Nouvelles d'Alsace yang terbit di Strassbourg menyoroti posisi PBB dalam kasus ini dan menulis:
Sejak pendiriannya, PBB sudah melakukan banyak kesalahan. Sekarang ia kehilangan otoritas politiknya. Namun tak bisa dibantah, lembaga dunia ini masih punya kekuatan moral. Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon mengecam blokade Jalur Gaza yang melanggar hukum internasional. Kecaman PBB ini bisa jadi ajakan bagi seluruh dunia untuk menghujat Israel. Serangan berdarah terhadap konvoi kapal ke Gaza membuat isu-isu lain tersingkir. Misalnya situasi mata uang Euro, krisis keuangan global dan ancaman atom dari Iran. Dunia sekarang punya sasaran baru untuk menyerukan kecaman yang senada. Di panggung internasional, Israel benar-benar kehilangan segala rasa simpati yang masih tersisa.
Harian Austria Die Presse menyoroti bencana pencemaran minyak di Teluk Meksiko dan menulis:
Perusahaan minyak harus dipaksa untuk menggunakan standar teknologi terbaru, sekalipun ini lebih mahal. Tapi langkah ini pun tetap bukan jaminan bahwa tidak akan terjadi kesalahan atau kecelakaan. Jaminan itu baru ada, kalau kita sama sekali menghentikan pengeboran minyak. Masih diperlukan waktu bertahun-tahun untuk bisa sampai ke sana. Karena alternatif bahan bakar pengganti minyak baru saja dirintis. Penelitian dalam bidang ini harus dilanjutkan sekalipun ada krisis ekonomi. Untuk sementara, dunia tetap tergantung pada minyak, yang sangat berguna namun berbahaya bagi lingkungan. Yang bisa dilakukan saat ini hanyalah meningkatkan kesadaran, setiap kali kita mengisi bensin. Kita perlu sadar, bahwa untuk menyediakan bensin, harus dilakukan pengeboran minyak di laut yang penuh resiko.
Pasuhuk/dpa/afp
Editor: Koesoemawiria