081011 Israel Gewalt
8 Oktober 2011Aksi kekerasan yang dilancarkan pemukim radikal Yahudi tidak hanya ditujukan pada warga Palestina, akan tetapi juga pada aktivis hak asasi manusia dan aparat keamanan Israel sendiri.
Menhan Israel akui aksi kekerasan radikal Yahudi merupakan masalah serius
Akhirnya Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengaku bahwa aksi kekerasan yang dilancarkan pemukim radikal Yahudi terhadap mesjid di Tuba Zangariya, sebuah perkampungan Arab di Israel, merupakan masalah serius. Namun dari nada bicaranya terdengar bahwa ia tidak hanya menyalahkan warga Yahudi. "Di kedua pihak ada potensi radikal. Belakangan ini kami amati di pihak kami muncul kasus-kasus seperti itu. Situasinya dapat meledak sewaktu-waktu. Kami harus bertindak untuk mencegahnya dan menegakkan hukum", tutur Ehud Barak.
Tugas aparat keamanan Israel semakin sulit, lapor badan intelijen dalam negeri Israel. Terutama karena tentara dan polisi Israel yang ditempatkan di kawasan Tepi Barat Yordan juga menjadi sasaran serangan kalangan radikal Yahudi, tulis harian Israel „Haaretz“. Menurut mantan pejabat intelijen Israel Menachem Landau, masalah terbesar yang dihadapi badan intelijen Israel adalah kurangnya kerjasama dengan pemimpin pemukiman. "Saya tidak dapat memahami, mengapa para pemimpin gerakan di kawasan pemukiman hanya bisa mengecam aksi tersebut. Padahal mengecam saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah. Mereka seharusnya bekerja sama dengan aparat keamanan. Tanpa bantuan mereka, badan intelijen juga tidak dapat berbuat apa-apa", papar Mencahem Landau.
Pemukim Israel merasa diabaikan oleh negara
Banyak pemukim Israel radikal beranggapan bahwa gerakan mereka dipantau badan intelijen, tetapi diabaikan oleh negara . Pemimpin pemukiman Yahudi di Kiryat Arba, dekat Hebdron yang terletak di kawasan Palestina, Ben Gvir tidak terkejut atas serangan mesjid di Tuba Zangariya. "Kejadian itu sudah dapat diduga sebelumnya. Sebuah komunitas yang merasa diabaikan, disakiti dan diinjak-injak. Sangat lumrah jika ada individu dari komunitas tersebut yang akhirnya melakukan aksi-aksi seperti itu“, kata Ben Gvir.
Yang dimaksud dengan 'aksi-aksi seperti itu' adalah serangan pembakaran terhadap mesjid, merusak mobil-mobil warga Palestina, penebangan pohon zaitun dan demonstrasi turun ke jalan, melewati desa-desa Palestina. Semua itu dilakukan sebagai aksi pembalasan terhadap lemparan batu warga Palestina terhadap mobil penduduk Israel.
Namun pemukim Yahudi merasa didukung oleh militer Israel. Karena militer Israel yang ditempatkan di kawasan Tepi Barat Yordan merusak sumur air warga Palestina atau rumah mereka karena tidak ada izin membangun.
Jumlah serangan terhadap warga Palestina meningkat
Juru bicara kepolisian Israel Micky Rosenfeld mengaku, jumlah serangan terhadap warga Palestina meningkat beberapa bulan ini. "Tahun lalu serangan sering terjadi di Judea dan Samaria, yakni di Tepi Barat Yordan. Polisi membentuk pasukan khusus yang dikerahkan untuk menangani kasus-kasus seperti serangan terhadap kendaraan Palestina juga perusakan terhadap mesjid-mesjid di Judea dan Samaria“, ungkap Micky Rosenfeld.
Menyusul serangan pembakaran terhadap mesjid di Tuba Zangariya, polisi Israel menahan sejumlah tersangka.
Torsten Teichmann/Andriani Nangoy Editor: Renata Permadi