Indonesia Dorong Startup Lokal Berunjuk Gigi di Pasar Global
12 Februari 2020Dalam acara jumpa pers menjelang pameran teknologi industri terbesar di dunia, Hannover Messe 2020, Direktur Utama
Deutsche Messe Jochen Köckler membuka kegiatan dengan memaparkan empat kunci bagi industri untuk melakukan transformasi, yaitu digitalisasi, individualisasi, dekarbonisasi, dan demografi. Keempat hal ini lah yang tentunya akan menjadi fokus Hannover Messe 2020.
Sebagai penyelenggara pameran yang akan dihelat pada 20-24 April, Köckler menuturkan bahwa secara keseluruhan pesan yang ingin disampaikan dengan adanya pameran teknologi industri ini adalah "perlindungan iklim dan regulasi industri yang mendukung sistem berkelanjutan."
Negara mitra Hannover Messe tahun ini adalah Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri telah membuat roadmap sejalan dengan tema pameran, yaitu "Making Indonesia 4.0", yang dimaksudkan untuk berfokus pada sektor industri untuk mengembangkan ekonomi berbasis inovasi.
Beberapa persiapan telah dilakukan Pemerintah Indonesia di antaranya melakukan kurasi terhadap perusahaan yang akan ikut. "Kita juga akan ada industri anak-anak muda, startup akan hadir di sini. Kita juga siapkan agenda bilateral antara Indonesia dan Jerman," kata Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arief Havas Oegroseno yang ditemui selepas acara jumpa pers.
Menurut Havas, pameran ini bisa menjadi ajang bagi Indonesia untuk "memberikan informasi kepada dunia bahwa Indonesia mampu menjadi negara industri 4.0. Yang kedua, mengundang investor dari Jerman maupun dari Eropa untuk datang ke Indonesia."
Di samping itu Havas menerangkan bahwa dengan adanya pameran ini, Pemerintah Indonesia akan mendorong startup di bidang industri untuk melakukan pitching di pasar global.
Indonesia nantinya akan menampilkan lima sektor prioritas, yaitu otomotif, elektronik, kimia, tekstil serta makanan dan minuman. Sebanyak 173 perusahaan dari Indonesia akan ikut serta dalam pameran. Rencananya pameran akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan Kanselir Angela Merkel. (yp/vlz)
Sebagian wawancara pada artikel ini dilakukan oleh Putra Andhika Nugraha.