Jiwa Pengusaha di Kuba

Kios milik Rella berukuran kecil, dan berdiri di jalan masuk bangunan. Di sini ia menjual anting-anting, gelang dan cincin. Dulu Rella bekerja sebagai pedagang di toko milik negara, sekarang berdagang sendiri. Bisnis berjalan baik, katanya dengan optimisme khas Kuba. Kadang banyak, kadang sedikit. Pembelinya orang Kuba. Wisatawan asing tidak datang ke sini.

Papito (45) sudah jadi pengusaha sejak 15 tahun lalu. Salonnya tampak seperti musium, dengan benda seni tergantung di dinding dan kursi salon antik. "Saya mulai bisnis hanya dengan satu kursi, dan rambut yang banyak di kepala", ujar Papito. "Sekarang saya punya banyak kursi, tapi rambut hampir tidak ada lagi," katanya. Ia memiliki serta mengepalai sebuah sekolah penata rambut.

Juan perbaiki ponsel tua. Ia belajar caranya lewat video di internet. Untuk perbaikan pengeras suara biayanya 40 Pesos, atau sekitar Rp 19.000,- ditambah harga suku cadangnya. Kadang mencari suku cadang lebih sulit daripada perbaikannya sendiri. Bisnis tidak berjalan baik. Ponsel yang berfungsi tidak begitu penting di negara yang masyarakatnya hanya dapat gaji sekitar Rp 234.000, per bulan.

Estrella sebenarnya ahli hukum. Ia ingin berikan citra Kuba bagi mode internasional. Ia melihat trend dari film seri AS atau pakaian para wisatawan. Bahan yang baik sulit ditemukan. Estrella memesannya dari luar negeri. Mode yang diciptakannya harganya juga tinggi, tetapi konsumen dari kelas atas bisa membeli. Bisnis sebagai penjahit swasta berjalan baik. Sebagai ahli hukum, gajinya lebih kecil.

Dulu ia memberi perintah dalam militer Kuba. Sekarang Angel Bueno punya bisnis hotel jam-jaman bagi pasangan muda. Bisnisnya itu sama sekali tidak berurusan dengan prostitusi. Karena situasi tempat tinggal yang sangat buruk di Havanna, pasangan tetap kerap juga tidak bisa punya tempat tinggal bersama. Di hotel milik Angel Bueno, harga sewa sebuah kamar sekitar Rp. 56.000,- per jam.

"Kalian boleh ambil foto," kata supir taksi ini, "tapi saya tidak mau memberi nama dan informasi." Padahal supir taksi dengan mobil old timer adalah 'cuenta propistas' atau perusahaan independen paling nyata di Havanna. Mereka mengantar wisatawan berpesiar di Havanna. Itu adalah cara paling cepat untuk mendapat CUC, mata uang yang digunakan wisatawan.

Di toko ini, pemiliknya juga tidak mau memberi banyak keterangan. Pemiliknya menjual jimat buatan sendiri, dari kerang, kayu dan kulit pohon. Di Kuba banyak tradisi cara ibadah. Mulai abad ke-16 sampai 19, ratusan ribu budak dari Afrika Barat didatangkan sebagai tenaga kerja murah.

Insinyur Carlos (29) punya gelar doktor dengan tesis tentang motor tenaga surya. Tapi dalam pekerjaan, Carlos spesialisasinya di bidang bawang putih. Ia tanamkan modal sekitar 23 juta Rupiah untuk konstruksi alat penekan bawang putih. Dengan alat itu, bawang kehilangan air, sehingga lebih awet. Ini ide bagus bagi negara, di mana bawang putih sangat disukai.

Di Kuba yang sosialis, pemilik perusahaan swasta juga punya serikat pekerja. Caridad membantu secara sukarela pada serikat pekerja dalam urusan dokumen. Misalnya jika ada orang yang ingin meminta lisensi untuk membuka bisnis, atau jika sakit. Masalah terbesar yang dihadapinya sekarang adalah UU baru yang menetapkan, cuentas propistas tidak punya hak cuti lagi.

Dulu Daila menjual pakaian dari Meksiko atau Italia di tokonya. Januari 2014 pemerintah Kuba melarang penjualan pakaian impor. Daila (19) kehilangan pekerjaan. Dalam pekerjaannya yang baru ia menjual CD, dan dibayar berdasarkan jumlah CD yang berhasil dijual. Gaji tetapnya 2 CUC, atau sekitar 22.500 Rupiah. Untuk setiap 15 CD berikutnya yang berhasil ia jual, ia mendapat 1 CUC.