1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Joe Biden Berkunjung ke Pakistan

9 Januari 2009

Wakil presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden tiba di Pakistan, mengawali rangkaian lawatannya ke Asia selatan.

https://p.dw.com/p/GV7D
Joe Biden (kiri) dan Barack Obama (kanan)
Joe Biden (kiri) dan Barack Obama (kanan)Foto: AP/DW-Montage

Jumat ini (09/01), wakil presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden tiba di Pakistan dalam rangka lawatannya ke Asia Selatan. Biden, ketua komite urusan luar negeri Senat Amerika Serikat dan senator Partai Republik Lindsey Graham dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin Pakistan untuk membicarakan ketegangan hubungan Pakistan dengan India dan “perang melawan teror“.

Jadwal kunjungan Biden dirahasiakan namun kantor Biden mengatakan bahwa senator Partai Demokrat itu akan berkunjung ke negara-negara Asia barat daya. Biasanya, bagi pejabat Amerika Serikat itu berarti termasuk ke Afghanistan.

Kepada kantor berita AFP, kementerian luar negeri Pakistan mengatakan Biden dijadwalkan bertemu dengan Presiden Asif Ali Zardari, Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani dan panglima angkatan darat Ashfaq Kayani. Sementara militer Pakistan menolak mengeluarkan pernyataan.

Tujuan lain kunjungan Biden dan Graham adalah menyikapi ketegangan hubungan India dan Pakistan. India menuduh agen pemerintah Pakistan terlibat dalam serangan Mumbai yang menewaskan lebih dari 170 orang akhir November lalu. Sementara, pemerintah di Islamabad membenarkan bahwa seorang teroris serangan Mumbai yang masih hidup berkebangsaan Pakistan.

Jumat ini (09/01), Gilani mengimbau masyarakat internasional untuk membantu meredakan ketegangan India dan Pakistan dan menyebut situasi wilayah perbatasan sangat rapuh.

Meski kantornya menekankan bahwa lawatan Biden ke wilayah Asia selatan dalam kapasitasnya sebagai senator, perjalanan wakil presiden terpilih Amerika Serikat kali ini membawa lebih banyak bobot, yaitu rencana Obama mengubah fokus dalam “perang melawan teror“ di Asia selatan.

Presiden terpilih AS Barack Obama selesai menyusun strategi baru untuk wilayah itu dengan tujuan mengakhiri konflik di Afghanistan. Amerika Serikat ingin mengirimkan 30 ribu serdadu tambahan ke Afghanistan tahun ini untuk membantu membasmi Taliban yang menguasai Afghanistan selama tujuh tahun. Wilayah perbatasan Pakistan dan Afghanistan merupakan tempat persembunyian ratusan anggota Taliban dan Al Qaida yang melarikan diri dari Afghanistan setelah rezimnya runtuh di tahun 2001.

Panglima komando AS wilayah Timur Tengah dan Asia Tengah, Jenderal David Petraeus, Kamis kemarin (08/01), di Washington mengusulkan bahwa untuk mengakhiri konflik di Afghanistan diperlukan pendekatan regional termasuk Pakistan, India dan mungkin Iran.

Sementara itu, pemerintah di Washington menyatakan, dua petinggi jaringan teror Al Qaida tewasa dalam sebuah serangan Amerika Serikat di Pakistan. Pesawat dinas rahasia Amerika Serikat CIA di Pakistan membunuh empat komandan Al Qaida, demikian ditulis harian Washington Post dalam situs internetnya Jumat ini (09/01). Dua petinggi Al Qaida yang tewas dalam serangan misil pesawat Amerika Serikat di wilayah Waziristan selatan, perbatasan Pakistan-Afghanistan antara lain Usama al Kini dan Sheikh Ahmed Salim Swedan.

Al Kini asal Kenya digambarkan sebagai pemimpin operasi Al Qaida di Pakistan dan diduga sebagai perencana serangan bom di hotel Marriot Islamabad tahun lalu dan serangan bom terhadap sejumlah kedutaan besar Amerika Serikat di Afrika di tahun 1998. Sheikh Ahmed Salim Swedan, bawahan al Kini, yang juga tewas dalam operasi tersebut merupakan salah satu teroris yang sangat dicari Amerika Serikat. Juru bicara kementerian dalam negeri Pakistan Shahidullah Baig menolak mengeluarkan pernyataan mengenai kabar tersebut. (ls)