200710 Afghanistan Gelder
19 Juli 2010Para menteri luar negeri dari seluruh dunia hari Selasa (20/07) akan menggelar konferensi Afghanistan di Kabul. Mereka akan kembali mendiskusikan masa depan negara ini. Tindakan pengamanan sangat ketat karena diperkirakan akan dilancarkan serangan oleh kelompok radikal Taliban. Beberapa bagian dari Kabul dan bandar udara akan ditutup sementara. Konferensinya akan dihadiri antara lain oleh Sekjen PBB Ban Ki Moon, Menlu AS Hillary Clinton dan ketua NATO Anders Fogh Rasmussen. Ini merupakan pertemuan puncak pertama yang diselenggarakan di Kabul dalam 30 tahun terakhir. Dunia barat ingin memberikan isyarat kepada Afghanistan, bahwa setelah perang selama 9 tahun, negara ini harus mengendalikan situasinya sendiri.
Jutaan dollar keluar dari Afghanistan
Salah satu tema yang akan dibicarakan, menyangkut kepercayaan dunia barat kepada pemerintah Afghanistan, yang baru-baru ini kembali terguncang akibat sebuah laporan dari harian Wall Street Journal, yaitu bahwa 4,2 milyar dollar dalam tiga tahun terakhir telah meninggalkan negara ini lewat bandar udara Kabul.
Pemerintah Afghanistan mengatakan, bahwa uang ini keluar melalui jalan resmi. Selain itu, hal ini juga tidak melanggar hukum, tambah Menteri Keuangan Afghanistan Omar Zakhilwal. Tetapi tetap saja ini merupakan sebuah kerugian bagi Afghanistan. Kinerja ekonomi Afghanistan sekarang ini volumenya sekitar 13,5 milyar dollar per tahun. Jumlah uang yang meninggalkan Afghanistan lebih besar daripada pendapatan pajak negara ini, demikian ditulis harian Wall Street Journal.
Tetapi menurut menteri keuangan Zakhilwal, ia tahu, darimana asal uang ini. "Sebagian besar tentu berasal dari dana bantuan. Yaitu para kontraktor yang mendapat kontrak-kontrak berjumlah besar, ratusan juta dollar. Mereka mendapat uangnya disini lalu mengirimnya ke luar negeri", demikian jelasnya.
Pemerintah Karzai dituduh terlibat
Para negara donor barat tentu tidak senang kalau dana bantuannya, kembali meninggalkan Afghanistan dalam bentuk uang tunai yang dipak dalam koper-koper dan peti-peti, dan mendarat di Dubai, misalnya. Kemungkinan mendarat di tangan orang-orang yang tidak sebegitu membutuhkan uangnya seperti rata-rata warga Afghanistan. Tentu di negara yang menurut laporan Amnesty Internasional berada di rangking kedua dalam indeks korupsi, banyak orang langsung menuduh, bahwa pemerintahannya terlibat dalam hal ini. Harian Wall Street Journal juga melaporkan tentang kecurigaan, bahwa uang ini dipakai sebagai sogokan.
Menteri Keuangan zakhilwal menepis tudingan ini. "Angka-angka ini dibeberkan, seolah-olah dengan ini bisa dibuktikan kasus korupsi besar-besaran di pemerintahan kami. Tetapi kami mengatakan: Dalam tiga tahun terakhir, kami hanya mempunyai satu milyar dollar yang bisa digunakan secara bebas. Bagimana bisa kami terlibat dalam kasus menghilangnya uang ini? Ini bukan ulah kami", katanya.
Perlu penyelidikan yang menyeluruh
Karena itu Menteri Keuangan Zakhilwal menuntut sebuah penyelidikan yang menyeluruh. Jumlah yang mendetil sampai sekarang hanya terdapat bagi bandar udara Kabul. Apa yang terjadi di bandar-bandar udara lainnya atau di perbatasan, misalnya dengan Iran atau Pakistan, tidak diketahui sama sekali.
Menurut sang menteri, ada kemungkinan, sebagian dari jumlah 4,2 milyar dollar tersebut merupakan pendapatan dari narkoba. "Tetapi sebagian besar dari jumlah ini berasal dari dana bantuan", lanjutnya. "Jumlah sekitar 600 atau 700 juta dollar yang dihasilkan oleh para petani opium di Afghanistan dipakai di negara ini sendiri. Para penyalur obat bius yang menghasilkan 1,5 milyar dollar, biasanya mendapatkan uangnya di luar negeri. Dan apa yang mereka dapatkan disini, tentu tidak mereka laporkan. Mereka menemukan jalan lain untuk mengirim devisa ke luar negeri. Kalau mereka bisa menyelundupkan obat bius, maka mereka juga bisa melakukan hal yang sama dengan uang", jelas Zakhilwal lebih lanjut.
Kemungkinan tumpukan uang tunai yang dibawa kurir melewati perbatasan jumlahnya lebih tinggi dari yang diperkirakan. Apakah uang ini menghilang begitu saja atau menghilang di perjalanan, bagi warga Afghanistan yang sangat membutuhkan uangnya semua sama saja. Yang jelas: uangnya tidak dapat digunakan oleh mereka.
Kai Küstner / Anggatira Gollmer
Editor: Agus Setiawan