Karya Lokal di Pekan Buku Kuba
10 Februari 2012Diskusi terbuka soal politik dan sastra bukan hal yang lumrah di Kuba. Namun di pekan buku yang berlangsung di Havanna, hal ini dimungkinkan. Karenanya, sejak 2008 Jerman secara resmi tampil di acara yang berlangsung dari 9-19 Februari 2012.
"Acara ini, seperti seluruh sistim budaya di Kuba, bergantung pada subsidi pemerintah", begitu ungkap Direktur Pameran Buku Internasional Kuba yang ke 21.
Eduardo Fernández menyatakan, bahwa akan tampil sekitar 200 penulis dan budayawan dari 30 negara. Termasuk, Sergio Pitol, penulis Meksiko penerima hadiah Cervantes 2005, Sir Hilary Beckles dari Barbados, Suzy Castor dari Haiti dan Norman Girvan dari Jamaika.
Minat Baca Tinggi
Yang juga pasti akan hadir di perhelatan internasional itu adalah 25 penulis muda Amerika Latin, yang meski terkenal di negaranya, belum punya nama secara internasional. Ke 25 penulis ini dipilih pada pameran buku Guadalajara di Meksiko. Selain itu akan hadir juga peneliti Austria Kari Polanyi-Levitt, penulis Rusia Marina Moskvina, sejarahwan AS, Peter Philipps dan sosiolog Belgia, François Houtart.
Di Havanna, lembaga-lembaga yang diundang memberikan dukungan dengan kontrak penerjemahan dan penerbitan untuk sejumlah judul buku lokal. Seperti otobiografi Fidel Castro, atau kamus bahasa.
Namun pada dasarnya Pameran Buku Internasional di Havanna ini tidak berfokus pada bisnis, melainkan ajang peluncuran buku dan temu publik. Dietmar Koschmieder, jurubicara Jerman di pekan buku itu menyebut acara di Havanna istimewa. "Ini adalah acara budaya terpenting di Kuba. Saya kagum melihat betapa tertariknya masyarakat Kuba pada karya-karya tertulis."
Satu Pengunjung, Satu Buku
Menurut Lembaga Buku Kuba, pada pameran buku yang dikunjungi 2 juta orang ini, hampir dua juta buku juga terjual. Hampir setiap pengunjung membeli satu buku.
Dari 400 judul buku yang diterbitkan oleh penerbit lokal, lebih dari 50 di antaranya adalah karya penulis Karibia, atau setidaknya mengangkat tema-tema lokal. Selebihnya, terdapat juga karya-karya sastra klasik dan modern.
Kembali direktur pameran Eduardo Fernández menegaskan, bahwa pekan buku ini bukan ajang perdagangan. "Bagi kami buku bukanlah sebuah produk komersial, melainkan sebuah produk budaya. Meskipun bagi sejumlah penerbit, pameran ini tidak menarik sebagai lokasi bisnis, pekan raya ini menjadi menarik justru karena pengunjung publik yang berbondong-bondong datang."
Diskusi Lebih Bebas di Pekan Buku
Dari 130 peserta pameran, lebih dari 60 berasal dari luar Kuba. Di stan Jerman ditampilkan 600 judul dari 210 penerbit. Buku-buku pelajaran, sastra modern, bagi orang dewasa maupun anak dalam terjemahan bahasa Spanyol dan Inggris berderet-deret dipajang.
Kuba tidak banyak mengimpor buku, semata karena negara itu miskin. Meski begitu menurut Dieter Schmidt, yang mewakili penyelenggara bagi delegasi penerbit Jerman, pameran ini sangat penting.
"Ini bagaikan pesta meriah bagi warga Kuba. Mereka bisa membeli buku, yang biasanya tak terjangkau harganya, karena di sini mendapat diskon lumayan. Tawaran judul buku di pameran buku ini jauh lebih baik daripada di lokasi lain di dalam negeri".
Selain itu, banyak hal lebih bebas di Pameran Buku Internasional di Havanna. Berbeda dengan biasanya di Kuba, acara-acara diskusi berlangsung terbuka dan lebih leluasa di pekan buku, tanpa rasa kuatir akan disensor. Peluang itulah yang digunakan Kementrian Luar Negeri Jerman, dengan mendukung kesertaan penerbit Jerman.
Rosa Muñoz Lima / Violeta Campos/ Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk