Kawasan Perang Suriah Jadi Tempat Olah Raga Parkour
Melompati atap yang dibom dan melompat melalui bingkai jendela yang rusak, sekelompok remaja berlari dan melompat lewat gedung-gedung yang hancur selama enam tahun perang di kota Inkhil, Suriah selatan.
Peninggalan perang jadi tempat olahraga
Pelatih parkour Ibrahim al-Kadiri dan Muhannad al-Kadiri menunjukkan keahlian mereka di tengah bangunan yang rusak dan peninggalan perang di Inkhil, sebelah barat Deraa, Suriah. Ibrahim berkenalan dengan Parkour di Yordania, tempat dia melarikan diri dari perang. Sekarang dia melatih kelompok remaja beranggotakan 15 orang.
Peninggalan perang
Ibrahim Eid mendemonstrasikan kemampuan parkour di depan bangunan yang rusak di kota Inkhil yang dikuasai pemberontak. Parkour dikembangkan di Prancis pada 1980-an dan telah menjadi populer di kalangan remaja.
Bakat artistik
Inkhil terletak di garis depan pertempuran antara pemberontak dan pasukan pro-pemerintah. Kawasan ini mengalami serangan udara dan penembakan hebat selama konflik. Tinggal di daerah krisis, para remaja mengatakan mereka menemukan pelarian pada olahraga parkour.
Melupakan 'rasa sakit dan kesedihan'
Pelatih parkour Ibrahim al-Kadiri minum teh bersama teman-temannya. Kelompok ini telah berlatih parkour selama dua tahun, sering di halaman sekolah dan pada hari-hari yang sepi, saat tidak ada pertempuran. "Parkour mengeluarkan kita dari atmosfir perang dan membuat kita melupakan rasa sakit dan kesedihan kita," kata Kadiri.
Kehidupan sehari-hari
Ibrahim al-Kadiri sehari-hari bekerja di toko ayahnya. Pada awalnya, keluarga di Inkhil tidak setuju olahraga yang mereka anggap berbahaya itu. Karena anak laki-laki mereka tidak mendengarkan dan terus berlatih dan memperoleh keterampilan baru, mereka akhirnya mengubah pandangan dan mulai mendukung anaknya.
Juga aktif di media sosial
Mereka merekam aksinya dan membuat foto-foto yangh diunggah di media sosial Facebook. "Parkour sangat menarik dan bergantung pada kebugaran fisik dan keterampilan," kata Ayman, salah seorang penonton dalam satu sesi latihan. "Tapi ini berbahaya, terutama karena mereka mencobanya di daerah yang hancur."
Cidera adalah hal biasa bagi anggota kelompok
Anggota kelompok mengatakan, parkour membawa mereka menjauh dari suasana perang dan membantu mereka melupakan kesedihan mereka. Tapi lompatan parkour juga bisa berbahaya. Anggota ada yang menderita patah jari kaki dan memar. Cidera selama latihan adalah hal biasa bagi mereka.
Berlatih pada hari-hari tenang
Muhannad al-Kadiri yang berusia 18 tahun menggambarkan kesenangannya: "Ketika saya melompat dari tempat yang tinggi, saya merasa bebas dan saya menikmatinya. Saya suka berkompetisi dengan teman-teman untuk melihat siapa yang bisa mencapai lompatan tertinggi."