Kecerdasan Buatan: Akankah Robot Humanoid Menggantikan Manusia?
Robot yang dilengkapi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mengambil alih lebih banyak tugas dari manusia. Apa yang mampu dilakukan oleh mesin itu? Apakah mereka akan segera menggantikan manusia?
Einstein sebagai panutan
Perusahaan Hanson Robotics yang berbasis di Hong Kong mengembangkan robot mirip manusia dan dikenal dengan robotika yang dilengkapi teknologi artificial intelligence (AI). Salah satu robot itu dinamakan "Profesor Einstein", terinspirasi dari fisikawan terkenal itu. Inovasi ini bertujuan agar pengetahuan dan humor Einstein dapat diakses oleh generasi mendatang.
Semirip mungkin dengan manusia
Untuk membuat robot yang bisa semirip mungkin dengan manusia, kulit nanoteknologi yang disebut Frubber digunakan dalam proses pembuatannya. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan sistem operasi android yang menampilkan ekspresi wajah yang realistis. Nantinya perusahaan juga ingin memberikan robot kemampuan yang dimiliki manusia seperti cinta dan kasih sayang.
Robot Sophia: Seorang warga dan duta besar
Perusahaan Hanson Robotics menciptakan robot humanoid sejak 2007 dan berkembang pesat dalam 10 tahun dengan modelnya "Sophia", yang menjadi robot pertama dan sejauh ini satu-satunya yang memiliki kewarganegaraan. Setelah dirilis ke publik, Arab Saudi menjadikan robot itu sebagai warganya. "Sophia" juga bekerja untuk PBB sebagai "duta inovasi".
Dari pencuci piring hingga penjelajah luar angkasa
Robot "Beomni" adalah robot serbaguna, yang menurut pabrikan AS Beyond Imagination, dapat digunakan dalam berbagai cara. "Beomni" mampu membuka botol, memberikan suntikan, sehingga dapat digunakan dalam bidang gastronomi dan bidang medis. Bahkan direncanakan akan mampu melakukan perjalanan ke luar angkasa untuk membantu membangun konstruksi luar angkasa.
Seni yang dibuat oleh kecerdasan buatan
Robot humanoid tidak hanya bisa melakukan tugas-tugas praktis, mereka bahkan punya kemampuan artistik seperti halnya dengan "Ai-Da Robot." Robot humanoid dari Engineered Arts adalah seniman dengan wajah manusia dan lengan robot. Dikembangkan pada tahun 2019, "Ai-Da" adalah sistem seni robotik pertama di dunia. Dengan bantuan algoritme, robot ini bisa menghasilkan gambar, lukisan, dan pahatan.
Asli dan palsu
Ini adalah foto ahli robot Jepang, Hiroshi Ishiguro, yang berdiri di samping robotnya "Geminoid", yang terlihat seperti saudara kembarnya. Ishiguro dianggap sebagai bintang pop dalam penelitian robotika Jepang dan telah membuat tiruan android untuk Menteri Transformasi Digital Jepang, Taro Kono. Robot Ishiguro sedang dalam serangkaian workshop di Amerika Serikat, tanpa sang pembuatnya.
Rekan seperjuangan
Robot humanoid juga sedang dikembangkan di Jerman. Pada musim gugur 2022, "Lena" menyelesaikan uji coba di kantor. Robot perempuan buatan laboratorium penelitian Leap in Time Lab yang dilengkapi kecerdasan buatan ini bekerja bersama rekan manusia selama delapan minggu. Di akhir fase uji coba, Lena telah memperluas kosa katanya sedemikian rupa sehingga dia mampu memberikan presentasi.
Ilmuwan dan pelopor AI memperingatkan akan bahaya
Semakin banyak tugas yang diambil alih kecerdasan buatan, semakin besar pembahasan tentang dimensi etis dari perkembangan ini. Geoffrey Hinton, yang dikenal sebagai "ayah baptis AI", takut kehilangan kendali atas AI dan memperingatkan "risiko serius bagi umat manusia". Banyak yang mungkin segera "tidak lagi mengenali apa yang benar," katanya. Hinton baru saja mengundurkan diri dari Google. (ha/)