Kedatangan Barroso Diprotes di Lampedusa
10 Oktober 2013Jose Manuel Barroso datang ke Lampedusa hari Rabu (09/10) bersama Perdana Menteri Italia Enrico Letta. Di bandara, mereka langsung mengunjungi hanggar pesawat tempat penyimpanan hampir 300 peti mati para pengungsi yang tewas setelah kapalnya tenggelam Kamis lalu.
"Pemandangan ratusan peti mati ini tidak akan saya lupakan. Peti mati anak-anak,.peti mati ibu yang baru saja melahirkan. Ini merupakan syok bagi saya, dan membuat saya sangat sedih", kata Barroso. Ia membagikan bunga di atas peti mati bersama Perdana Menteri Enrico Letto.
Kedatangan Barroso di Lampedusa disambut oleh protes penduduk. Para demonstran yang marah meneriakkan slogan-slogan seperti "pembunuh" dan "memalukan".
Di tempat penampungan pengungsi, Barroso bertemu dengan 155 pengungsi yang berhasil diselamatkan. Dia berbicara dengan seorang anak lelaki dari Eritrea yang berusia 15 tahun. "Melihat semua ini dengan mata kepala sendiri adalah hal yang berbeda daripada melihat gambar-gambar di televisi", kata Barroso dalam konferensi pers.
Bantuan dana untuk Italia
Secara spontan Barroso menyatakan, Uni Eropa akan segera memberikan bantuan dana kepada Italia. "Komisi Eropa siap menyalurkan 30 juta Euro tahun 2013. Kami akan bekerja erat dengan pihak berwenang untuk memperbaiki kondisi pengungsi di Italia."
Komisaris Eropa Cecilia Malmström yang datang bersama Barroso mengakui, sitiuasi di tempat penampungan pengungsi di Italia memang tidak memadai. Selain itu, prosedur permohonan suaka masih kacau. Uni Eropa sebenarnya pertengahan tahun ini sudah menetapkan prosedur seragam. Tapi aturan yang baru masih perlu waktu sampai bisa diterapkan di tingkat nasional.
Tapi Cecilia Malmström menolak tuntutan agar diberlakukan kuota untuk pembagian pengungsi di negara-negara anggota Uni Eropa. "Untuk itu, sama sekali tidak ada konsensus politik. Jadi tidak akan berhasil", katanya.
Mempermudah migrasi legal
"Kita harus mengijinkan lebih banyak migrasi yang legal ke Eropa. Dengan demikian, makin sedikit orang yang menyerahkan nasibnya kepada sindikat penyelundup manusia", tandas Malmström. Malmström mengimbau anggota Uni Eropa agar menerima lebih banyak pengungsi dan bekerjasama dengan PBB.
"Saya menyerukan pada anggota Uni Eropa agar menerima lebih banyak pengungsi yang sudah diakui statusnya oleh PBB. Mereka berasal dari kawasan konflik dan bisa didatangkan dengan aman ke Eropa. Selain itu, harus ditinjau kemungkinan lain, misalnya memberi visa humaniter atau membuka prosedur permohonan suaka dari luar wilayah Uni Eropa", kata Malmström.
Ia mengusulkan agar Eropa melakukan perundingan dengan negara-negara di Afrika Utara, untuk membuka kemungkinan agar permohonan suaka bisa diajukan di negara asal pengungsi. Jadi orang yang ingin mengajukan permohonan suaka tidak perlu menempuh perjalanan laut yang berbahaya.
Menurut keterangan Uni Eropa, saat ini ada sekitar 320.000 pemohon suaka setiap tahun. 70 persen pemohon suaka ditampung di lima negara Eropa, yaitu Jerman, Perancis, Swedia, Inggris dan Belgia. Kebanyakan pemohon suaka tidak datang dengan kapal laut, melainkan dengan pesawat terbang. Banyak yang datang dengan visa turis, kemudian mengajukan permohonan suaka setelah tiba di negara tujuan. Pemohon suaka terbanyak berasal dari Afghanistan, Pakistan dan Rusia.
hp/ab (dpa, ap, afp)