Kedutaan Asing Bersiap Hadapi Demo
21 September 2012Pemerintah AS telah menarik beberapa pegawai kedutaan dari Tunisia dan Sudan. Sementara Perancis menutup kedutaan dan sekolah di 20 negara Islam, karena khawatir akan dampak dari publikasi karikatur di majalah Charlie Hebdo yang dianggap melecehkan Islam.
Polisi anti huru-hara juga dikerahkan di Pakistan, dimana pemerintahan Perdana Menteri Raja Pervez Ashraf menyatakan hari Jumat (21/09) sebagai hari libur, supaya warga bisa melakukan aksi protes. Hari libur disebut sebagai "hari kecintaan terhadap Nabi".
Sementara itu, di Tunisia kementrian dalam negeri melarang aksi demonstrasi yang memprotes film anti Islam atau karikatur di majalah Perancis. Pemerintah mendapat informasi, bahwa beberapa kelompok berencana melakukan aksi kekerasan setelah shalat Jumat. Demikian menurut menteri dalam negeri Ali Larayedh. Di Mesir, mufti besar Ali Gomaa juga menyerukan kepada umat Muslim untuk mengabaikan provokasi dan tidak memikirkan aksi balas dendam.
Kedutaan AS di Jakarta, serta konsulat di Surabaya, Medan dan Bali juga ditutup hari Jumat (21/09). Begitu juga kantor misi AS untuk ASEAN di Jakarta. Kendaraan dengan meriam air dikerahkan, pagar kawat berduri juga ditegakkan di depan gedung kedutaan. Pada situs kedutaan AS juga diperingatkan, bahwa sasaran demonstrasi bisa berupa bisnis AS, khususnya restoran makanan siap saji.
Jerman juga bersiap
Kamis (20/09), menteri luar negeri Jerman Guido Westerwelle juga mengeluarkan peringatan keamanan bagi pegawai kedutaan setelah majalah Jerman "Titanic" mengungkap rencananya untuk mempublikasikan gambar-gambar yang provokatif.
"Kami meningkatkan keamanan di seluruh wilayah terancam," ujar Westerwelle. Ia menambahkan, bahwa penutupan kedutaan dan gedung milik Jerman harus turut dipertimbangkan. Pekan lalu, demonstran menyerbu kedutaan Jerman di ibukota Sudan, Khartoum.
Obama gunakan iklan "tolak film anti Islam"
Pemerintah AS membeli jam siaran di stasiun televisi Pakistan untuk menyatakan posisinya dalam perdebatan film anti Islam. Tayangan tersebut menampilkan potongan pidato Presiden Barack Obama dan menlu AS Hillary Clinton dengan subtitle bahasa Urdu. Obama dan Clinton mengecam produksi dan penyebaran film tersebut.
Pemblokiran akses film melalui situs YouTube ditolak oleh pengadilan di California. Tuntutan diajukan aktris film tersebut yang merasa dijebak oleh pembuat film. Saat produksi berlangsung, kisah dalam film adalah petualangan di Mesir abad kuno dan bukan tentang Nabi Muhammad. Menurut aktris tersebut, ia mendapat ancaman pembunuhan setelah trailer film tersebut tersebar di internet.
vlz/hp (dapd, dpa, afp, rtr)