Keluar Rumah Sakit, Mubarak Akan Ditahan
14 April 2011Satu per satu mantan menteri pemerintahan Hosni Mubarak diciduk. Seperti para pejabat tinggi itu, kedua putra Mubarak, Alaa and Gamal, juga sudah dipanggil sehubungan tuduhan korupsi. Televisi nasional Mesir melaporkan hari Rabu (13/04), keduanya dibawa dari Sharm el Sheikh ke penjara Taro di Kairo dan ditahan selama 15 hari. Sementara itu, mantan Presiden Mubarak terpaksa dilarikan ke rumah sakit hari Selasa (12/04), karena gangguan pada jantungnya ketika sedang diinterogasi. Ia berstatus tahanan.
Hari Minggu (10/04) lalu, pihak kejaksaan Mesir menyatakan akan memanggil Hosni Mubarak. Jaksa Abdel Magid Mahmud yang memerintahkannya, menyatakan investigasi itu merupakan upaya membongkar sejumlah kasus penggelapan dana publik dan pembunuhan demonstran anti pemerintah. Dalam pencarian kejelasan itu, Hosni Mubarak akan ditanyai mengenai keterlibatan dia dan keluarganya.
Pada hari Minggu yang sama, Mubarak menepis tudingan-tudingan terhadapnya, melalui sebuah rekaman audio yang disiarkan oleh jaringan media Al-Arabiya. Dalam komentar publiknya yang pertama sejak digulingkan pada 11 Februari lalu, Mubarrak menyangkal telah melakukan kesalahan. Dikatakannya, “Sepanjang hayat ini saya telah menjalankan tugas dengan penuh kejujuran dan wibawa. Saya kini tidak dapat tinggal diam menghadapi berbagai tuduhan yang mempertanyakan kredibilitas saya dan mencemarkan nama baik saya serta keluarga saya”. Ungkapnya, ia tidak pernah bermaksud untuk memperkaya diri dan satu-satunya akun bank yang dimilikinya berada di sebuah bank Mesir. “Tuduhan-tuduhan ini menyakitkan”, begitu dinyatakannya.
Televisi Mesir melaporkan, sejak Selasa pagi setelah dikabari bahwa ia tetap akan diinvestigasi, Mubarak menolak untuk makan dan minum. Namun perihal kesehatannya tidak bisa dipastikan. Beberapa laporan bertolak belakang. Direktur Rumah Sakit Internasional di Sharm El Sheikh tidak mengomentari dengan jelas. Sementara televisi nasional Al Ahram menulis di situsnya, bahwa Mubarak masuk rumah sakit guna menghindari investigasi.
Selain untuk korupsi baik Hosni Mubarak maupun kedua putranya dituduh telah memerintahkan penembakan para demonstran anti pemerintah. Dalam gerakan pro-demokrasi yang memuncak dari Januari 25 hingga Februari 11 itu, hampir 800 orang tewas dalam bentrokan-bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran. Tuntutan rakyat masih sangat kuat agar Mubarak serta keluarganya diadili. Puluhan ribu orang yang terus berkumpul di lapangan Tahrir untuk menuntut itu. Akhir pekan lalu, militer Mesir telah mengerahkan pasukan untuk membubarkannya. Korban kembali jatuh dan para jenderal mengatakan bahwa bentrokan terjadi karena masyarakat setempat sudah jenuh melihat kaum demonstran.
Apakah dengan langkah terakhir ini para jenderal yang kini berkuasa bisa meredam kecurigaan rakyat Mesir? Masih perlu ditunggu.
afp/rtr/Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk