Kemajuan Teknologi di Paralimpiade
31 Agustus 2012Ribuan artikel ditulis, ribuan laporan dikirim, ribuan foto diambil, meskipun demikian kembali ratusan jurnalis tetap mengikuti segala gerak-gerik Oscar Pistorius. Pelari dengan protesa asal Afrika Selatan itu sudah menjadi simbol olahraga, karena ia satu-satunya atlet yang tidak membedakan antara Olimpiade dengan Paralimpiade. Secara sopan ia menjawab semua pertanyaan di pusat pers di London: "Bukan hambatan seorang atlit yang harus menjadi pusat perhatian, juga bukan bantuan teknis yang dimilikinya, yang penting adalah kemampuan dan kekuatan keinginannya." Pistorius tersenyum dan kamera foto mengabadikannya.
Paralimpiade berasal dari pusat rehabilitasi bagi para veteran perang. Dan kini menjadi ajang profesional dengan 4200 atlet dari 166 negara. Bagi mereka, ini juga menyangkut catatan rekor, sponsor, kuota penonton dan teknologi modern. Apakah itu kursi roda atau protesa. Para ilmuwan mengembangkan alat yang memudahkan hambatan sehari-hari yang dialami atlet penyandang cacat, tapi juga meningkatnya dramatisasi olahraga. Dalam kemajuan teknologi juga muncul suara-suara kritis. Apakah untuk peralatan latihan sehari-hari dipakai peralatan militer? Atau mungkin juga doping? Sosok yang paling dibicarakan : Oscar Pistorius.
80 Teknisi Bekerja Siang dan Malam
Pada usia 11 bulan, paha bagian bawah dari Pistorius diamputasi. Ia kemudian aktif dalam olahraga dan dengan protesa dari karbon ia memecahkan rekor demi rekor. Beberapa pekan lalu ia ikut ambil bagian dalam Olimpiade dan baru tersisih di babak semifinal nomor lari 400 meter. Pengritiknya masih selalu berkata, ia memiliki keuntungan karena protesa lebih ringan dari paha manusia dan kekuatan menjejak dapat dioptimalkan. Sebaliknya pendukung Pistorius membantah, protesa tidak pernah dapat memiliki daya sekuat paha. Pistorius sendiri sudah ratusan kali membela diri, ia tetap bersikap sopan. Dan dalam Paralimpiade 2012 di London ingin mengulang tiga kemenangannya seperti di Beijing tahun 2008.
Apakah Kasus Pistorius Termasuk Teknologi Olahraga?
Tidak, kata Rüdiger Herzog yang juga tidak begitu suka dengan penonjolan berlebihan pribadi tertentu. "Itu tidak ada dasarnya, seperti dalam dunia siber pelari dengan protesa suatu saat menguasai peroleh medali Olimpiade." Herzog bekerja untuk Otto Bock, merek ternama untuk protetik. Sejak tahun 1988 Otto Bock mengorganisir pabrik protesa di Paralimpiade. Di London, 80 teknisi bekerja sekitar 10 ribu jam untuk semua atlet yang memiliki masalah dengan tekniknya, dengan kursi roda yang kurang berfungsi baik atau sambungan lutut yang rusak. "Kami dengan bantuan teknis, ingin menciptakan peluang yang sama dengan cara meningkatkan kualitas hidup yang terbatas."
Jika mengacu pada PBB, atlet yang dengan dan tanpa cacat tubuh, harus diorganisir dan terhimpun dalam perhimpunan yang sama. Karena PBB kini menuntut penggabungan bukan sekedar integrasi. Perubahan masyarakat yang memungkinkan dengan partisipasi sepenuhnya. Apakah seharusnya orang sehubungan perdebatan politik ini mengabaikan begitu saja perdebatan mengenai protese, demi isyarat sportif bagi sebuah penggabungan? Terlepas dari atlet mana yang ditanya, kebanyakan jawabannya seperti atlet Paralimpiade Marc Schuh, "Pada akhirnya faktor manusialah yang menentukan, karena latihan yang dijalani amat berat."
Ronny Blaschke/Dyan Kostermans
Editor: Vidi Legowo-Zipperer