1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kenapa Pemberontakan Belum Bahayakan Rezim Assad di Suriah?

Kersten Knipp | Mohamed Farhan
4 Desember 2024

Pemberontakan di utara merongrong Presiden Bashar Assad. Meski melemahnya proksi binaan Iran akibat perang melawan Israel, kediktaturan di Suriah belum tergoyahkan, antara lain, berkat bantuan milisi Syiah dari Irak.

https://p.dw.com/p/4nigv
Anggota pasukan pemberontak Suriah berdiri di depan kastil kuno Aleppo setelah menguasai sebagian besar kota terbesar kedua di Suriah, 30.11.2024
Gerilayawan pemberontak usai menduduki Aleppo, SuriahFoto: Anas Alkharboutli/dpa/picture alliance

Terbitnya ancaman milisi Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) bergerak menuju kota Hama setelah menduduki Aleppo di timur laut Suriah mengundang intervensi dari negeri jiran, Irak. Sudah sejak beberapa hari terakhir, milisi Syiah pro-Iran mendesak pemerintah di Baghdad untuk mengirimkan militer reguler untuk membantu rejim Bashar Assad di Suriah.

Kini, aktivis kemanusiaan mengabarkan masuknya ratusan milisi dari Irak di timur Suriah untuk memperkuat pasukan pemerintah. Sekitar 200 pejuang pro-Iran dari Irak dikatakan telah melintasi perbatasan. Mereka diyakini ingin membantu memukul mundur pemberontakan HTS dan merebut kembali Kota Aleppo.

Pemerintah Suriah juga dapat mengandalkan dukungan dari Rusia. "Tentu saja kami terus mendukung Bashar al-Assad," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, menurut kantor berita Rusia.

Sepanjang akhir pekan lalu, angkatan udara Rusia dan Suriah telah melakukan serangan terhadap milisi HTS di timur laut. HTS beroperasi bersama dengan Tentara Nasional Suriah, SNA, sebuah koalisi oposisi sekuler Suriah yang berafiliasi dengan Turki.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Kecepatan HTS dalam merebut Aleppo diyakini bersandar pada momentum serangan, kata André Bank, pakar Suriah di Institut Studi Global dan Area Jerman, GIGA, di Hamburg. Saat ini, dukungan sekutu terdekat Assad banyak melemah, terutama sejak Iran dan Hizbullah berperang dengan Israel, sementara Rusia sibuk memperkuat agresi di Ukraina jelang kemungkinan negosiasi damai.

Terlebih, HTS telah menjelma menjadi kekuatan terbesar di Suriah barat dalam beberapa tahun terakhir, imbuh Bank. "HTS tidak melakukan jihad global, namun fokus secara eksklusif pada Suriah, di mana mereka memproklamasikan diri sebagai pemerintahan ‘penyelamatan' atau kebangkitan.”

"Pada saat yang sama, HTS telah pulih dari serangan besar-besaran yang mereka hadapi beberapa tahun terakhir. " Artinya, para jihadis mampu kembali mempersenjatai diri. "Sekarang mereka menggunakan drone dan sistem rudal baru. Dapat diasumsikan bahwa senjata ini dikirim melalui Turki.”

Suriah, negeri empat penguasa

Serangan HTS terutama ditujukan terhadap pasukan rezim Assad, kata jurnalis dan analis yang berbasis di London, Manhal Barish, dalam sebuah wawancara dengan DW. Namun, strategi umum oposisi Suriah juga ditujukan untuk melemahkan pengaruh Iran, Hizbullah dan milisi proksi dari Afganistan, Pakistan dan Irak.

Suriah saat ini terbagi menjadi empat wilayah berbeda. Sebagian besar wilayah teritorial negara, yakni sekitar 60 persen, dikuasai oleh Bashar al-Assad. Sebuah sudut kecil di barat laut berada di bawah kekuasaan HTS. Di utara, Turki menguasai dua wilayah yang berbatasan langsung dengan perbatasannya. Sebaliknya, wilayah timur laut sebagian besar dikuasai oleh pasukan Kurdi.

Will Russia tip the scales for Syria's Assad again?

Kepentingan Turki di Suriah

Turki telah memperluas wilayah caplokannya sejak intervensi pertama pada tahun 2016. Di wilayah pendudukannya, militer berperang melawan milisi Kurdi, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh pemerintah di Ankara.

Bahwa Turki sekarang mendukung HTS diyakini bersumber pada ambisi Ankara memperluas pengaruhnya ke timur laut Suriah, yang menampung kantung populasi Kurdi di seberang perbatasan.

Selain itu, kata André Bank, pemerintahan AKP di bawah Presiden Erdogan ingin menciptakan zona penyangga yang lebih besar di seluruh wilayah utara Suriah. Langkah ini diperlukan guna memulangkan sekitar 3,5 juta pengungsi Suriah yang saat ini berdiam di Turki.

Assad baru terdesak, belum terancam

Saat ini, belum jelas sejauh apa Rusia akan membantu Assad. Moskow memiliki kepentingan yang kuat untuk mempertahankan kediktaturan di Damaskus. Betapapun juga, Suriah menampung pangkalan angkatan laut Rusia di dekat Tartus dan pangkalan udara Hmeimin, keduanya terletak di pesisir Mediterania.

Syrian rebels advance on key city of Hama, eye Damascus

Namun demikian, Assad saat ini harus lebih mengandalkan kekuatannya sendiri dan tidak bisa berharap banyak pada sekutu Iran dan Rusia, kata André Bank. Pemberontakan saat ini terancam meluas ke kota Hama, sekitar 125 kilometer di selatan Aleppo. Namun, untuk benar-benar menjadi ancaman bagi rejim Assad, pemberontak harus merebut wilayah yang lebih luas, misalnya ke wilayah Daraa di bagian paling selatan Suriah.

Di Daraa lah pemberontakan Musim Semi Arab dimulai pada tahun 2011. Besar rasa ketidakpuasan terhadap rezim Assad, "jika berkembang menjadi pemberontakan, hal ini dapat membahayakan rezim Assad. Namun hal tersebut belum terjadi.”

Selain itu, kata Bank, para jihadis hampir sepenuhnya terisolasi secara internasional, tidak seperti rezim Assad. Namun pemberontakan hanya akan menimbulkan ancaman serius bagi rezim jika ada dukungan internasional yang luas. "Tetapi hal itu sepenuhnya terbuka. Pada akhir pekan, menteri luar negeri Iran melakukan perjalanan ke Damaskus untuk melakukan pembicaraan. Kita harus menunggu dan melihat hasilnya."

Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman