Kesepakatan Iklim Berarti Harapan Baru
14 Desember 2015Kesepakatan ini menjadi terobosan yang menyatukan negara-negara kaya dan miskin dalam upaya bersama memerangi perubahan iklim. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon menyatakan, "Waktunya sudah tiba untuk mengakui, bahwa kepentingan nasional paling mungkin dicapai dengan mengambil langkah untuk kepentingan global dan solidaritas."
Kesepakatan di Paris bertujuan untuk membatasi kenaikan pemanasan global hanya 1,5° Celcius dibanding dengan pemanasan global sebelum masa industrialisasi. Berikut grafik negara-negara yang sudah menyatakan janji pengurangan emisi CO2 atau Intended Nationally Determined Contributions (INDC)
Reaksi dari berbagai negara
Presiden AS Barack Obama mengatakan, sekarang rakyat AS bisa bangga karena kesepakatan ini jadi pengakuan bagi kepemimpinan AS. Dikatakannya, kesepakatan ini adalah kesempatan paling baik untuk menyelamatkan satu-satunya planet yang mereka miliki. Tapi Obama menekankan juga, walaupun semua tujuan awal yang diputuskan di Paris berhasil dicapai, dengan kesepakatan itu, masalah pengurangan CO2 dari atmosfir baru terselesaikan separuhnya.
Ketua Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menyatakan, dunia bersatu di Paris dalam upaya memerangi perubahan iklim. Menurutnya ini kesempatant erakhir untuk menyerahkan Bumi yang lebih stabil ke generasi mendatang, sebuah planet yang lebih sehat, dengan masyarakat lebih adil dan ekonomi lebih maju. Kesepakatan ini akan mengarahkan dunia menuju penggunaan energi bersih secara global.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengatakan, Konferensi Iklim COP21 di Paris mencapai kulminasi berupa kesepakatan global, di mana seluruh dunia menandatangani kesedian memainkan peran masing-masing untuk menghentikan perubahan iklim.
Menteri Lingkungan Hidup India, Prakash Javadekar mengatakan, kesepakatan berarti harapan baru bagi sekitar tujuh milyar manusia yang tinggal di planet ini. Kita hanya meminjam planet ini dari generasi mendatang, demikian ditekankan Javadekar. Dan Menteri Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Jerman Barbara Hendricks menyatakan, untuk pertama kalinya semua negara melangkah bersama untuk menyelamatkan Bumi. Ini adalah langkah bersejarah, demikian Hendricks.
Kesepakatan bersejarah?
Saat para pemimpin dunia memberikan sambutan positif bagi kesepakatan, misalnya yang tercapai akhir pekan lalu, para pakar lingkungan hidup selalu bersikap lebih hati-hati. Bagi banyak pakar iklim dan aktivis, kesepakatan itu "masih kurang".
Martin Kaiser, yang memimpin bidang politik iklim internasional pada organisasi perlingungan lingkungan Greenpeace, menyatakan hari Minggu, kesepakatan iklim Paris gagal mencari solusi bagi "isu-isu yang rumit" seperti bantuan keuangan bagi negara-negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim dan langkah pengurangan penggunaan energi batu baru, minyak bumi dan gas.
Menurut data World Economic Forum, penyebab utama perubahan iklim adalah negara-negara kaya, yang hanya 10% dari seluruh dunia. Grafik berikut menunjukkan di negara mana saja warga termiskin hidup, dan emisi yang dihasilkan
Lebih lanjut tentang negara-negara yang memberikan janji pengurangan emisi CO2 bisa dilihat dalam galeri foto berikut.
ml/as (twitter, the guardian, World Economic Forum, rtr, dpa)