Kim Jong Un Siap Kobarkan "Perang Suci"
1 Januari 2016Pidato pergantian tahun seorang kepala negara biasanya berisikan harapan. Tapi tidak demikian halnya dengan Diktatur Korea Utara, Kim Jong Un. Dalam pidato yang disiarkan di televisi nasional itu, sang pemimpin besar mengklaim dirinya siap melancarkan perang terbuka jika diprovokasi oleh pihak asing yang bersifat "invasif".
"Kita akan terus bekerja dengan sabar untuk mencapai perdamaian di semenanjung Korea dan stabilitas regional," ucapnya. "Tapi jika ada pihak asing atau provokator yang menyentuh kita sedikit saja, kita tidak akan memaafkannya dan menjawabnya dengan perang suci demi keadilan."
Kendati tidak lebih dari sekedar propaganda, pidato Kim ditanggapi serius oleh analis keamanan yang ingin mencari petunjuk tentang kebijakan Korea Utara tahun depan. Pyongyang selama ini berbuat banyak buat merahasiakan struktur kekuasaan dan garis kebijakan rejim Kim.
Sebelumnya pengamat meyakini Kim akan menghindari ucapan bernada provaktf dalam pidato pergantian tahunnya. Pasalnya Pyongyang harus mulai menata ulang hubungannya dengan jiran Korea Selatan dan Cina yang mendingin sejak Kim Jong Un berkuasa.
Undangan rekonsiliasi dan perdamaian
Belum lama ini sang diktatur dari Pyongyang mengundang Seoul untuk berdialog demi "rekonsiliasi dan perdamaian", meski diselipi dengan ancaman kecil. Ia mewanti-wanti Korea Selatan terhadap tindakan yang bisa mengganggu "atmosfer rekonsiliasi," antara kedua negara.
Namun Pyongyang juha menekankan, pihaknya terbuka untuk berdialog dengan siapapun yang menginginkan perdamaian dan reunifikasi. Korut juga menyatakan bakal berupaya memperbaiki hubungannya dengan jiran Korsel secara "agresif."
Kim juga mengklaim dirinya akan menyelamatkan perekonomian Korea Utara yang tengah limbung dan meningkatkan standar kemakmuran penduduk. Ia juga meminta militer untuk mengembangkan teknologi baru.
Analis menilai Kim ingin mencatat keberhasilan diplomatik dan ekonomi yang konkret sebelum Konferensi Partai Buruh, Mei mendatang. Ia butuh meyakinkan elit politik di Pyongyang untuk memperkuat kekuasaannya.
rzn/as (ap,rtr)