1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KriminalitasKolombia

Kolombia Umumkan Status Darurat akibat Perang Narkoba

22 Januari 2025

Kolombia megumumkan status darurat usai pecahnya perang antara kelompok separatis yang menewaskan sekitar 100 orang di wilayah Catatumbo. Militer dikabarkan telah mengirimkan pasukan elit untuk memulihkan ketertiban.

https://p.dw.com/p/4pT90
Aparat keamanan Kolombia di Kota Tibu, Catatumbo.
Aparat keamanan Kolombia di Kota Tibu, Catatumbo.Foto: Fernando Vergara/AP Photo/picture alliance

Desa Tres Bocas di perbatasan Kolombia dan Venezuela, Amerika Selatan, berubah menjadi kota hantu setelah ditinggal penghuninya yang mengungsi dari perang.

Konflik bersenjata di Catatumbo sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 100 orang. Menurut Perserikatan Bangsa-bangsa, lebih dari 20.000 telah mengungsi di tengah pertempuran antara Tentara Pembebsan Nasional, ELN, melawan kelompok separatis lain, FARC-EMC.

"Warga takut akan baku tembak yang terjadi," terutama di daerah pedesaan, kata Jaime Botero, presiden asosiasi masyarakat di kota Tibu, yang berjarak sekitar 10 km dari Desa Tres Bocas.

Saling serang berebut koka

Terletak di perbatasan Kolombia dengan Venezuela, wilayah Catatumbo dihuni sekitar 300.000 penduduk dan menghasilkan 15% dari panen koka Kolombia. FARC-EMC dan ELN telah lama memperebutkan wilayah produksi dan rute perdagangan narkoba di Kolombia, tetapi baru-baru ini mengadakan gencatan senjata.

Namun, kekerasan meningkat minggu lalu ketika anggota ELN menyerang warga sipil, setelah menuduh mereka bekerja sama dengan FARC-EMC. Pemberontak ELN dilaporkan menyeret warga keluar dari rumah dan menembak mereka dari jarak dekat.

Ecuador tackles growing influence of drug cartels

Buntutnya, Presiden Kolombia Gustavo Petro menangguhkan pembicaraan damai dengan ELN pada hari Jumat (17/1), menuduh para pemberontak melakukan kejahatan perang. Pada Senin (20/1) malam, Petro mengatakan akan mengeluarkan dekrit darurat untuk meloloskan undang-undang demi mengintervensi konflik tanpa persetujuan kongres.

Pada hari Selasa, Perserikatan Bangsa-Bangsa mendesak ELN dan kelompok bersenjata lainnya di wilayah Catatumbo untuk menghormati "hak asasi manusia warga sipil." PBB mengatakan bahwa dua pegiat hak asasi manusia dari wilayah tersebut tewas dalam kekerasan yang terjadi minggu lalu.

Militer Kolombia masuki sarang gerilya

Pada hari Selasa (22/1), pasukan elit militer Kolombia dilaporkan memasuki wilayah yang dikuasai gerilyawan di dekat perbatasan dengan Venezuela. Operasi militer tersebut diarahkan demi menyudahi pertumpahan darah dan menegakkan ketertiban.

Wilayah pegunungan Catatumbo di timur laut telah menjadi episentrum kekerasan antara kelompok separatis bersenjata yang bersaing untuk mengendalikan wilayah produksi koka serta rute perdagangan gelap.

Colombia's Coca Wars

Selama enam hari, pertumpahan darah telah menewaskan lebih dari 100 orang di tiga wilayah. Situasi di dekat perbatasan mendorong pemerintah untuk mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan sekitar 5.000 tentara.

Pasukan khusus, yang dikerahkan ke kota Tibu, mulai bergerak dalam konvoi kendaraan lapis baja demi mengamankan titik-titik rawan.

Pemerintah: Keamanan telah kembali

Operasi tersebut diniatkan untuk meyakinkan penduduk setempat bahwa situasi telah kembali kondunsif, dan pertempuran telah diakhiri.

Bagi banyak warga, pertumpahan darah baru-baru ini mengingatkan pada trauma perang saudara yang menewaskan 450.000 orang selama lebih dari setengah abad yang menjadikan Kolombia simbol kekerasan bersenjata.

Selain 20.000 orang yang mengungsi, Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Selasa (22/01/25) melaporkan sekitar 30 orang telah diculik dan 1.000 orang masih terjebak di tengah zona konflik.

Di pinggiran kota Tibu, tentara mendirikan pos-pos pemeriksaan, dan dengan gugup mengamati truk atau mobil van yang sesekali bergemuruh yang memecah kesunyian hutan. Sebagian prajurit terlihat berlatih manuver atau melakukan patroli jalan kaki di jalur kosong di tengah hutan khatulistiwa.

rzn/yf (ap,afp)