Konser Amal Para Dokter
20 September 2013Tak hanya cantik, ganteng dan pandai, dokter pun bisa menggelar konser klasik. Baru-baru ini aliansi dokter yang tergabung dalam World Doctors Ochestra mengadakan konser amal di festival Beethovenfest Bonn. Hasil konser itu akan disumbangkan untuk mendanai gerakan sosial „Dokter Gigi untuk Afrika“ dan Klinik Anak Universitas Bonn Jerman.
Asal-Usul World Doctors Ochestra
Orkestra ini terbentuk atas inisiatif Stefan Willich. Ia adalah dokter ahli penyakit dalam di kampus kedokteran Berlin- Charité. Sebelum menjadi dokter, ia sempat kuliah musik, belajar piano dan biola serta ikut pelajaran dirigen. Seiring perjalan karirnya sebagai dokter, ia banyak menjumpai dokter yang juga senang bermusik. Atas dasar itu, tahun 2007 ia mendirikan orkestra ini.
Orkestra ini mempunyai 700 anggota dari lebih 40 negara. Seperlimanya berasal dari Jerman. Dalam konser, orkestra antara lain memainkan musik klasik. Sehingga untuk bergabung, para anggotanya diharuskan bisa bermain alat musik klasik serta punya pengalaman bermain dalam orkestra.
World Doctors Ochestra hanya menggelar konser amal. Uang hasil konser disumbangkan sepenuhnya untuk proyek-proyek batuan kesehatan. Tahun 2008, mereka melakukan konser perdana di gedung pertunjukan Berliner Philharmonie. Selain di Jerman mereka juga mengadakan konser di Amerika Serikat, Armenia, Afrika Selatan dan Cina.
Dokter dan Musik
Memiliki anggota internasional dari berbagai negara membuahkan tantangan tersendiri dalam persiapan dan perencanaan konser. "Para pemain musik diberitahu jauh-jauh hari kapan sebuah konser akan berlangsung dan karya apa yang akan dimainkan. Kami mengirimkan notasi musik kepada para anggota seminggu bahkan sebulan sebelumnya. Sehingga setiap anggota yang berada di Asia, Afrika dan Amerika Serikat bisa berlatih," jelas Stefan Willich. Latihan bersama digelar hanya beberapa hari, setelah para anggota tiba di kota tempat konser digelar.
Mengapa banyak dokter senang bermain musik? Steffan Willich menjelaskan, dalam rutinitas sehari-hari para dokter banyak berhadapan dengan penyakit dan kematian yang membuat mereka stress dan tertekan. Dengan musik mereka bisa menjadi rileks.
Terapi Musik
Terapi musik. Disitulah musik dan pengobatan bertemu. Stefan Willich mengatakan, musik bisa menyembuhkan penyakit. Setelah beberapa abad dilupakan, terapi musik mengalami kebangkitan.
Willich menyebutkan dua contoh penyembuhan mengunakan terapi musik, "Sangat mungkin menurunkan tekanan darah tinggi dengan musik klasik. Selain itu, dengan bantuan musik penderita demensia bisa lebih lama berinteraksi dengan dunia luar, meski telah kehilangan kemampuan berbahasa ". Willich optimis, di masa depan terapi musik bisa dintegrasikan dalam pengobatan modern.