Korea Utara Akan Teruskan Provokasi
18 Februari 2013Untuk ketiga kalinya, negara otoriter yang tertutup itu melakukan uji coba nuklir. Pola politik yang dijalankan Korea Utara tidak berbeda dari sebelumnya. Negara itu mencoba sekuat tenaga membuktikan potensi nuklirnya yang berbahaya. Dengan ancaman itu, Pyongyang ingin memaksakan perundingan dengan Amerika Serikat.
Tadinya masyarakat internasional berharap, naiknya Kim Jong Un yang masih muda menggantikan ayahnya, dapat membawa angin perubahan. Penampilan Kim Jong Un diikuti dengan penuh perhatian. Beberapa hal tampaknya menjanjikan. Kim Jong Un bahkan sempat berpidato tentang perubahan dan perbaikan situasi ekonomi. Ia juga menyatakan harus ada pendekatan baru dalam konflik Korea.
Namun ujicoba nuklir terbaru menunjukkan, politik militer Korea Utara tidak berubah. Jika dilihat lebih cermat, sikap rejim Korea Utara bukan sikap membabi-buta, melainkan sikap yang diperhitungkan secara rasional. Korea Utara yakin, bahwa Cina tetap akan memberi dukungan, karena Beijing khawatir akan terjadi kekacauan besar, jika rejim itu jatuh.
Sekalipun ada sanksi ekonomi, perdagangan dengan Korea Utara sebenarnya tetap berjalan. Banyak barang-barang dari Cina tetap masuk ke Korea Utara. Cina juga menyalurkan barang-barang mewah untuk kelompok elit Korea Utara. Cina tidak ingin kehilangan pengaruhnya. Korea Utara memang miskin, tapi negara itu punya simpanan bahan mentah cukup banyak.
Korea Utara ingin mendapat perhatian dunia. Rejim di Pyongyang merasa hanya bisa mencapai perhatian itu dengan melakukan aksi-aksi kontroversial. Negara komunis itu sebenarnya takut isolasi internasional. Tapi juga merasa mendapat cukup dukungan dari Cina, walaupun Beijing kini mengeritik uji coba nuklir terbaru.
Jadi, Korea Utara tetap akan melakukan provokasi dengan berbagai cara. Tapi masyarakat internasional harus menjawab tegas dan melanjutkan sanksi, sambil menawarkan alternatif perundingan. Terutama Cina harus menekan rejim Korea Utara dengan langkah-langkah konkrit. Jika Amerika Serikat, Rusia dan Cina bisa sepakat dan menyatukan langkah, ini akan merupakan ancaman serius yang tidak bisa diabaikan oleh rejim di Korea Utara.