Krisis Yunani Tragedi Eropa
16 Juni 2011Harian konservatif Perancis Le Figaro berkomentar
„Apakah Eropa pada akhirnya sampai pada penutup tragedi Yunani? Secara politis keputusannya untuk kembali membantu anak yang sakit di kawasan pengguna mata uang Euro tidak diragukan lagi. Di Paris maupun Berlin, Brussel atau Frankfurt sebagai markas besar Bank Sentral Eropa, tidak seorangpun yang menolak keharusan mencegah ambruknya Yunani dengan segala risikonya. Keutuhan mata uang bersama Eropa adalah taruhannya.“
Sementara harian Spanyol El Mundo menulis
“Di Yunani terjadi kondisi darurat politis dan ekonomis. Pekerja melakukan aksi mogok, warga berada di ambang pemberontakan, negara secara praktis bangkrut. Paket bantuan 110 milyar Euro tidak berguna. Perdana Menteri Giorgos Papandreou tidak mendapat dukungan untuk paket penghematan barunya yang akan membuat Yunani semakin miskin. Ia mengusulkan koalisi pemerintah kesatuan nasional, tapi tidak menerima persyaratan dari partai-partai lainnya. Sungguh mengharukan melihat bagaimana para tokoh politik di tengah-tengah ambruknya sistem ekonomi masih mempertahankan kekuasaannya.“
Harian Luxemburg Luxemburger Wort menilai, warga Yunani kini membayar biaya kesalahan yang dilakukan pemerintah.
„Mengenai segala kejengkelan di kawasan pengguna mata uang Euro mengenai krisis Yunani, sudah jelas warga Yunanilah yang paling menderita. Meskipun dilancarkan upaya menentukan, masih belum terlihat cahaya di ujung terowongan. Sebaliknya ancaman kebangkrutan negara, meskipun adanya paket bantuan tidak terhindarkan, dan perekonomian merosot ke dalam sebuah resesi. Pada banyak warga Yunani muncul perasaan, seperti dalam peribahasa, orang kecil lah yang harus kembali membayar ongkosnya. Tidak mengejutkan jika partai oposisi Nea Dimokratia secara tidak diduga mendapat tambahan pendukung, di saat pemerintah kehilangan popularitasnya. Walaupun partai konservatif tidak kurang tanggungjawabnya untuk bencana ekonomi dibanding partai sosialis. Terutama mereka memoles data statistik untuk memuluskan jalan Yunani memasuki kawasan pengguna mata uang Euro. Kenyataan pahit saat ini sudah bergaung: Rakyat memberi jaminan untuk pemerintahnya.“
Terakhir harian Jerman Braunschweiger Zeitung menulis
“Tarik ulur masalah bantuan memiliki dampak yang fatal. Gagasan kebersamaan Eropa, yang menjamin perdamaian, kebebasan dan kesejahteraan adalah hal yang utama. Kerusakannya sudah sedemikian parah, dimana Yunani memang dibantu, tapi hanya dengan rasa kesal dan terpaksa. Tindakan lamban dan tidak efektif melanda seluruh anggota Uni Eropa. Dan Jerman yang pada era Schröder dengan pelanggaran pakta stabilitas mata uang Euro membuka topengnya sendiri seperti pendosa yang apatis. Yunani harus dibantu secara cepat dan efektif agar Eropa tidak mati.
Dyan Kostermans/dpa/AFP
Editor Agus Setiawan