Bisnis Properti Andalkan Kunjungan Virtual
21 April 2020Tampilan virtual bukan hal baru dalam bisnis properti atau sewa-menyewa rumah. Biasanya fasilitas virtual ini dianggap sekadar pelengkap saja. Tetapi sekarang, ketika kebijakan lockdown diterapkan di hampir 100 negara, tampilan virtual dan teknologi online jadi sarana utama bisnis properti.
Portal bisnis properti terbesar Jerman, Immobilienscout24, saat ini memiliki 16.000 properti terdaftar yang menampilkan tur virtual. Perusahaan induk situs tersebut, Scout24, mengatakan kepada DW bahwa sarana visual saat ini makin diminati. Rata-rata 40 persen peminat sekarang melakukan tur visual.
Hal yang sama dialami situs bisnis properti Inggris Rightmove, yang memiliki lebih dari 100.000 properti dengan opsi kunjungan virtual. Sekarang, teknologi virtual menjadi peluang besar di sektor properti dan perumahan.
Platform kunjungan virtual makin canggih
Teknologi virtual memang sudah ada selama beberapa tahun, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Situasi berubah ketika wabah corona melanda. Perusahaan-perusahaan properti berusaha tampil dengan teknologi virtual 3D, yang membuka berbagai kemungkinan baru.
Salah satu perusahaan yang sejak awal berkutat dalam bidang teknologi virtual adalah Matterport dari Amerika Serikat. Perusahaan ini telah menciptakan platform data digital, yang dapat mendigitalisasi semua aset fisik untuk menampilkannya di dunia maya.
"Kamera 3D bisa menangkap elemen dari setiap sudut pada sebuah properti, sehingga calon pembeli bisa berkeliling seolah-olah mereka benar-benar ada di lokasi," kata James Morris-Manuel, Direktur Utama Matterport untuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika kepada DW.
Dia menjelaskan, tampilan 3D juga memungkinkan calon pembeli membandingkan ukuran, ruang, dan dimensi masing-masing kamar. Teknologi ini juga memungkinkan pengunjung bergerak melewati barang-barang seperti mebel, dan menilai properti dari posisi mana pun. Tampilan 360 derajat bisa diakses dari ponsel, tablet, laptop dan komputer personal.
Prospek baru
Matterport memang melihat adanya lonjakan permintaan untuk tampilan virtual 3D begitu lockdown diberlakukan di Eropa dan Amerika Utara karena wabah corona. "Ada desakan besar untuk merekam gambar properti sehingga orang dapat memiliki kelangsungan bisnis," kata James Morris-Manuel.
Kebijakan lockdown membuat peminat tidak bisa mengunjungi dan melihat properti atau rumah yang ditawarkan. Kondisi ini mendorong lebih banyak agen dan pemilik properti yang membeli atau menyewa kamera 3D atau perangkat virtual reality lainnya untuk merekam gambar, yang kemudian diunggah ke platform yang disediakan Matterport. Perusahaan ini menjamin, tampilan virtual akan siap dalam waktu 24 jam.
Apalagi pada saat lockdown, banyak gedung dan perkantoran menjadi kosong, hal yang jarang terjadi. "Orang-orang bisa merekam data 3D selama lockdown. Banyak properti komersial yang belum pernah kosong sebelumnya. Jadi sekarang adalah waktu yang tepat untuk masuk dan merekamnya," ujar James Morris Manuel.
"Banyak pelajaran yang kami petik selama periode ini, yang masih akan berlaku setelah kita melalui tahap lockdown,” katanya.
Portal properti Immoscout24 mengatakan, memang ada penurunan jumlah penggunanya pada pertengahan Maret ketika lockdown pertama kali diumumkan. Namun minat calon pembeli dengan cepat kembali. Jumlah pengguna selama tiga minggu terakhir dilaporkan naik 30 persen, dan melampaui angka sebelum pandemi.
(hp/as)