Ledakan Bom Kembali Hajar Damaskus
6 Januari 2012Serangan bom di perempatan Midan terjadi tepat dua pekan pasca serangan ganda yang menarget badan intelijen Suriah dan menewaskan 44 orang. Bom kali ini menandai eskalasi pertumpahan darah di Suriah seraya tim pemantau Liga Arab menyelidiki kekerasan pemerintahan Bashar al-Assad yang telah berlangsung selama 10 bulan. Televisi nasional Suriah, SANA, melaporkan jumlah korban tewas mencapai 25 orang. Meski baru 10 jasad yang berhasil diidentifikasi.
Tudingan oposisi
Pihak oposisi mulai mempertanyakan tudingan rezim di Damaskus bahwa kelompok teroris berada di balik rangkaian kekerasan yang selama ini terjadi. Oposisi justru menilai rezim Assad yang berada di balik serangan bom untuk mengikis dukungan terhadap gelombang unjuk rasa anti-pemerintah, serta menunjukkan kepada tim pemantau bahwa rezim menjadi korban pergolakan.
Di tengah kehadiran pemantau asing sejak tanggal 26 Desember lalu, kekerasan di Suriah terus meningkat. Aktivis HAM Suriah melaporkan hampir 400 orang tewas sejak 21 Desember lalu.
Laporan awal
Ledakan terjadi dua hari sebelum komisi Liga Arab membahas laporan awal tim pemantau. Pertemuan tersebut akan menentukan kelanjutan misi pemantau atau mengajukan kasus Suriah ke Dewan Keamanan PBB. Para pemantau mengakui telah mengunjungi lokasi ledakan, namun kembali menegaskan sekedar untuk observasi dan dokumentasi.
Pemerintah Suriah melarang masuknya jurnalis independen sehingga mempersulit laporan di lapangan. Namun seorang reporter saluran berita BBC berhasil mendampingi 3 orang pemantau mengunjungi kota Irbine di pinggiran Damaskus. Ini menjadi kali pertama media asing diperbolehkan meliput kegiatan pemantau dan mengambil gambar protes anti-Assad tanpa gangguan militer Suriah.
Serangan terencana
Sebuah bus yang saat kejadian tengah mengangkut para anggota polisi diduga sebagai target pelaku bom bunuh diri. Seorang pejabat Suriah yang menolak disebutkan namanya juga menyatakan sebuah bom berkekuatan rendah meledak di pinggiran Damaskus dan menewaskan seorang anak perempuan. Sedangkan sebuah bom lainnya di wilayah yang sama berhasil dijinakkan.
Pemimpin pasukan desertir Suriah, Kolonel Riad al-Asaad, menampik pihaknya bertanggung jawab atas rangkaian serangan hari Jumat dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Al-Jazeera. Menurutnya, pasukan Free Syrian Army tidak memiliki pengalaman untuk melancarkan serangan semacam itu. Sementara televisi pemerintah menyebut jaringan teroris Al-Qaida berada di balik dua serangan bom di Damaskus dalam dua pekan terakhir.
ap/rtr/Carissa Paramita
Editor: Ayu Purwaningsih