Lima Fakta tentang Gandum dan Biji-bijian dari Ukraina
28 Juli 2022Peran Ukraina dalam ketahanan pangan global
Ukraina adalah salah satu produsen gandum dan biji-bijian utama dunia. Negara ini terutama menanam dan mengekspor gandum, jagung, dan jelai. Menurut Komisi Eropa, Ukraina menyumbang 10% dari pasar gandum dunia, 15% dari pasar jagung, dan 13% dari pasar jelasi.
Dengan lebih dari 50% perdagangan dunia, Ukraina juga merupakan pemain utama di pasar minyak bunga matahari. Sebagai produsen besar gandum, jagung, dan juga sereal, gangguan ekspor pangan dari Ukraina dapat memiliki konsekuensi serius bagi ketahanan pangan global.
Produsen gandum utama dunia
Menurut statistik Departemen Pertanian Amerika Serikat, Ukraina adalah produsen gandum terbesar ketujuh di dunia pada 2021/22 dengan 33 juta ton. Hanya Australia, AS, Rusia, India, dan Cina yang memproduksi lebih banyak. Uni Eropa sebenarnya berada di peringkat pertama, jika menghitung produksi negara-negara anggota secara keseluruhan.
Siapa pengimpor terbesar gandum dan biji-bijian?
Importir gandum terbesar pada tahun 2020 menurut Observatory of Economic Complexity (OEC) adalah Mesir ($5,2 miliar atau €5,1 miliar), Cina ($3,47 miliar), Turki ($2,44 miliar), Nigeria ($2,15 miliar) dan Indonesia ($2,08 miliar). Mesir juga merupakan pembeli gandum terbesar, khususnya dari Ukraina.
Untuk jagung, angka OEC terbaru yang tersedia adalah dari 2018, dengan importir teratas Meksiko ($3,14 miliar), Jepang ($2,94 miliar), Korea Selatan ($1,92 miliar), Vietnam ($1,85 miliar), dan Spanyol ($1,72 miliar). Pembeli utama jagung dari Ukraina antara lain Belanda, Spanyol, dan Cina.
Negara-negara pengimpor jelai terkemuka pada tahun 2020, termasuk Cina ($1,77 miliar), Arab Saudi ($1,38 miliar), Belanda ($512 juta), Belgia ($369 juta), dan Jerman ($307 juta). Cina adalah pelanggan terbesar jelai Ukraina.
Perang Rusia di Ukraina dan pasar gandum global?
Pengiriman gandum dan biji-bijian terhenti akibat blokade Rusia terhadap pelabuhan-pelabuhan Ukraina. Hal ini memicu kekhawatiran akan kekurangan pangan di seluruh dunia dan mendorong kenaikan harga. Pada pertengahan Mei lalu, harga ekspor gandum dan jagung meroket ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut PBB, itu memiliki konsekuensi luas terutama di Afrika, Timur Tengah, dan Asia, negara-negara di mana pandemi virus corona dan dampaknya sebelumnya telah memperburuk situasi pangan.
Sementara itu, tekanan di pasar gandum sedikit berkurang. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, FAO, memperkirakan bahwa panen gandum global 2022 kemungkinan hanya akan sedikit lebih kecil daripada tahun 2021. Prospek kesepakatan baru-baru ini meningkatkan harapan ekspor gandum dari Ukraina akan kembali mengalir.
Apa arti perjanjian ekspor gandum di Istanbul?
Sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai di Turki, 20-25 juta ton biji-bijian yang saat ini diblokir di Ukraina akhirnya dapat diekspor. Ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia, yang juga terhenti akibat sanksi Barat terhadap Rusia, juga bisa dilakukan lagi.
Perjanjian tersebut juga akan menyediakan koridor aman di Laut Hitam antara Ukraina dan Bosporus. Kesepakatan itu menjamin bahwa kapal-kapal yang terlibat tidak akan diserang. Sebuah pusat kendali didirikan di Istanbul, dipimpin oleh PBB dan dikelola oleh perwakilan dari Rusia, Ukraina, dan Turki. Tugasnya adalah untuk memantau ekspor biji-bijian.
Gandum dari Ukraina sangat dibutuhkan di pasar dunia, terutama di Asia dan Afrika. Setelah invasi Rusia ke Ukraina, PBB telah memperingatkan ancaman krisis pangan terbesar dalam beberapa dekade.
(hp/ha)