Longsor Es di India Tewaskan Puluhan Orang
8 Februari 2021Hingga Senin (8/2), tim penyelamat masih berusaha menyelamatkan sekitar 170 orang yang masih belum ditemukan. Bencana di Himalaya terjadi ketika bongkahan besar gletser di Nanda Devi, puncak tertinggi kedua di India, pecah serta menghunjamkan air dan batuan ke arah lembah, Minggu (7/2).
Terjangan air menghancurkan pembangkit listrik berukuran kecil, Rishiganga, dan merusak sebuah bendungan lain yang lebih besar dan terletak di bagian bawah lembah. Sejauh ini tim penyelamat sudah mengumpulkan 12 jenazah korban.
Sebagian yang hilang dikabarkan merupakan buruh konstruksi di kedua bendungan. Belakangan pemerintah India memang giat membangun infrastruktur air di pegunungan negara bagian Uttarakhand demi meningkatkan produksi listrik.
"Menurut informasi dari otoritas lokal, sekitar 170 orang masih dinyatakan hilang dalam insiden ini,” kata Vivek Pandey, juru bicara Kepolisian di perbatasan Indo-Tibet.
Video-video di media sosial menampilkan gelombang air yang menghantam dinding bendungan, dan menyapu peralatan berat dan sebuah jembatan kecil.
"Semua tersapu habis, penduduk, hewan ternak, pohon-pohon,” kata Sangram Sing Rawat, penduduk desa Raini yang terletak paling dekat dengan proyek pembangunan bendungan Rishiganga.
Tim penyelamat saat ini berusaha menerobos masuk ke dalam lorong air sepanjang 2,5km di bendungan Tapovan Vishnugad, sekitar 5km di bawah bendungan Rishiganga. Diperkirakan, sekitar 30 buruh konstruksi masih terjebak di dalam lorong.
"Kami berusaha membuka jalan masuk ke terowongan, tapi panjangnya mencapai 2,5km,” kata Ashok Kumar, Kepala Kepolisian di Uttarakhand. Dia menerangkan tim penyelamat sudah menggali 150 meter ke dalam terowongan, tapi lumpur dan serpihan bangunan memperlambat kemajuan. Otoritas mengaku belum mendapat sinyal kehidupan dari korban yang terjebak.
Pada Minggu, sebanyak 12 orang berhasil dikeluarkan dari sebuah terowongan lain yang lebih kecil.
Kantung air di dalam gletser?
Belum jelas apa yang menyebabkan longsor es di Himalaya, ketika musim dingin sedang memasuki puncaknya yang ditandai dengan curah hujan yang rendah. Terakhir kali banjir menerjang kawasan utara Uttarakhand 2013 silam, sebanyak 6.000 orang dinyatakan meninggal dunia.
Untuk menyelidiki penyebab bencana, pemerintah India mengirimkan sekelompok ilmuwan ke lokasi kejadian pada Senin (8/2).
"Insiden pecahnya gletser ini sangat jrang terjadi,” kata Mohd Farooq Azam, Asisten Guru Besar Galsiologi dan Hidrologi di Indian Institute of Technology di Indore. "Data an citra satelit tidak menunjukkan kemunculan danau gletser di dekat lokasi kejadian, tapi kemungkinan ada kantung air di kawasan ini,” imbuhnya.
Kantung air adalah sebuah danau di dalam gletser. Keberadaannya sulit dideteksi secara dini dan bisa melemahkan struktur gletser, sehingga memicu longsor. Kelompok lingkungan di India menyalahkan maraknya proyek pembangunan di pegunungan turut berperan dalam mengakibatkan bencana tersebut.
rzn/hp (rtr, ap)