Hamas Ingin Tampil Lebih Moderat
2 Mei 2017Organisasi militan Palestina, Hamas, memublikasikan manifesto baru yang mengusung program politik yang lebih pragmatis demi mebebaskan diri dari isolasi internasional. Kelompok yang oleh Amerika Serikat, Mesir dan Uni Eropa dicatat sebagai organisasi teror tersebut menghapus kata-kata bernada dramatis seperti seruan "memusnahkan Israel."
Namun Hamas tetap mendefinisikan misinya untuk "membebaskan" seluruh wilayah Palestina, termasuk yang kini menjadi bagian dari teritorial Israel. "Tidak boleh ada pengakuan terhadap legitimitas Zionisme."
Tidak jelas apakah langkah tersebut akan membantu menormalisasi hubungan dengan Mesir dan Israel. Pemerintah di Tel Aviv sejak 2007 memberlakukan blokade terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Manifesto setebal lima halaman yang digodok selama empat tahun dipublikasikan di sebuah jumpa pers di Doha, Qatar. Dokumen tersebut dinilai merefelksikan wajah moderat Hamas yang "ingin menghadapi dinamika politik regional dan internasional dengan lebih realistis, dengan tetap mewakili kepentingan rakyatnya," kata Khaled Mashaal, salah seorang pemimpin Hamas yang hidup dalam pengasingan.
Pembaharuan Hamas diumumkan ketika hubungan dengan Fatah sedang memburuk, menyusul perang kata-kata dengan Mahmud Abbas. Abbas mengancam akan menghentikan kucuran dana ke Gaza untuk memaksa Hamas mengubah sikap.
Program baru tersebut untuk pertamakalinya memuat kemungkinan pendirian negara Palestina sesuai batas teritorial 1967. Namun narasi yang dituliskan Hamas hanya menyebut hal tersebut sebagai "formula sesuai konensus nasional," bukan solusi mengakhiri konflik di Timur Tengah.
rzn/yf (ap,rtr)