1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiAmerika Serikat

Meksiko dan Kanada Hadapi Potensi Ancaman Tarif Trump

13 Desember 2024

Presiden Terpilih AS Donald Trump mengatakan, salah satu kebijakan pertamanya adalah memberlakukan tarif 25% pada Kanada dan Meksiko, sebuah langkah yang akan menyebabkan kekacauan bagi dua mitra ekonomi utama AS.

https://p.dw.com/p/4o5Tb
Foto bendera ketiga negara, Meksiko (kanan), Kanada (tengah), dan Amerika Serikat (AS)
Hubungan politik dan ekonomi antara AS, Kanada, dan Meksiko penuh tekanan di bawah kepemimpinan Donald TrumpFoto: Judi Bottoni/AP Photo/picture alliance

Kanada dan Meksiko sedang menghadapi ancaman Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang akan memberlakukan tarif 25% pada ekspor kedua negara ke pasar perdagangan terpenting mereka, di mana kedua pemerintah sedang mempertimbangkan pendekatan masing-masing.

Trump mengatakan, dia akan menandatangani perintah eksekutif untuk memberlakukan tarif tersebut pada hari pertama masa jabatannya. Dia mengaitkan masalah ini dengan apa yang dia sebut sebagai kegagalan Meksiko dan Kanada dalam mencegah migrasi ilegal dan perdagangan narkoba di perbatasan AS. 

Para ekonom menilai tarif ini akan sangat merugikan Kanada dan terutama Meksiko yang paling rentan.

"Meksiko sangat terkait dengan ekonomi AS, dan setiap perselisihan dagang akan sangat merugikan kedua negara, tetapi dampaknya akan jauh lebih merugikan bagi Meksiko dibandingkan AS," ujar Jeffrey J. Schott, seorang peneliti senior di Peterson Institute for International Economics, kepada DW.

Wendy Wagner, seorang pengacara yang ahli dalam perdagangan internasional dari firma hukum Gowling WLG berbasis di Ottawa, Kanada, mengatakan bahwa tarif tersebut akan menimbulkan masalah serius bagi Kanada.

"Kelihatannya ini adalah usulan yang sangat tidak realistis dan merugikan, untuk menerapkan tarif impor sebesar 25% di pasar ekspor utama Anda," katanya kepada DW.  

Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum (kanan) dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di KTT G20 Rio de Janeiro, Brazil, pada 18 November 2024
Trudeau dan Sheinbaum saling serang atas pendekatan maing-masing negara dalam isu perbatasan dan narkobaFoto: Presidencia/ZUMA Press/IMAGO

Politik pecah belah

Ancaman tarif telah memicu ketegangan antara Meksiko dan Kanada. 

Dalam sebuah pertemuan di kediaman Trump di Florida bulan lalu, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau dilaporkan berupaya meyakinkan Trump bahwa Kanada tidak seharusnya disamakan dengan Meksiko dalam hal masalah narkoba atau isu-isu di perbatasan. 

Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan, Kanada memiliki "masalah yang sangat serius dengan fentanyl" dan menambahkan bahwa "Meksiko tidak seharusnya digunakan sebagai bagian dari kampanye elektoral," merujuk pada pemilu Kanada yang akan datang.

Sheinbaum melakukan panggilan telepon dengan Trump, setelah itu dia mengeklaim, "tidak akan ada potensi perang tarif". Dia mengatakan telah memberikan jaminan kepada Trump terkait inisiatif migrasi dan perdagangan narkoba. 

Schott meyakini bahwa ini adalah strategi Trump untuk berurusan secara terpisah dengan kedua negara tersebut dan merusak Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA), sebuah kesepakatan perdagangan bebas yang dibuat selama masa jabatan pertamanya dan menggantikan pakta NAFTA sebelumnya. 

"Trump suka bernegosiasi secara bilateral," katanya. "Jadi dia tidak akan memperlakukan ini sebagai masalah Amerika Utara." 

Presiden Terpilih AS Donald Trump (kiri) dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada KTT NATO di Inggris, pada 4 Desember 2019
Ada spekulasi bahwa Kanada mungkin akan mencari kesepakatan bilateral dengan ASFoto: Sean Kilpatrick/The Canadian Press/empics/picture alliance

Kesepakatan baru atau justru tidak ada kesepakatan sama sekali?

Beberapa pemimpin provinsi di Kanada juga telah bersuara tentang perlunya Kanada membuat kesepakatan sendiri dengan AS, dan mengesampingkan Meksiko.

Trudeau mengatakan bahwa dia mendukung USMCA dan akan mempertahankan kesepakatan itu sebagai "pilihan pertamanya", tetapi dia juga memberikan isyarat tentang adanya opsi alternatif lain "tergantung pada keputusan dan pilihan yang dibuat oleh Meksiko."

Bill Reinsch, penasihat senior bidang ekonomi di Center for Strategic & International Studies, meyakini bahwa Kanada dan Meksiko akan tetap menghadapi "ancaman tarif" tersebut dan menekankan bahwa ada kemungkinan USMCA akan dinegosiasikan ulang pada 2026. 

"Hal itu tidak dapat dihindari. Mereka tetap harus menghadapinya," kata Reinsch. "Paling-paling, Trump hanya akan mempercepat negosiasi setahun lebih awal, tetapi negosiasinya tetap akan sama. Ini rumit karena ancamannya terkait narkoba dan migran, bukan tentang perdagangan." 

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Dari ancaman menjadi kenyataan

Jika tarif itu berubah dari kategori ancaman menjadi kenyataan, tidak diragukan lagi bahwa ini akan menghadirkan tantangan besar bagi perekonomian Kanada dan Meksiko.

Hampir 75% ekspor Kanada dikirim ke AS pada tahun 2022, menurut indeks MIT Observatory of Economic Complexity, yang menunjukkan betapa mahalnya tarif itu bagi Kanada. 

"Itu adalah angka yang sangat tinggi, tetapi menjadi lebih penting karena Kanada adalah negara ekonomi berbasis ekspor," kata Wagner. "Pasar domestiknya tidak besar. Sebagian besar perusahaan Kanada memulai bisnis dengan harapan mereka akan mengekspor." 

Kanada mengekspor berbagai barang dan komoditas ke AS, dari minyak bumi hingga turbin gas, kayu, hingga mobil. Wagner mengatakan bahwa faktor tambahan dalam hubungan ini adalah betapa saling terkaitnya rantai pasokan mereka, terutama di industri otomotif. 

Presiden terpilih AS Donald Trump (tengah), Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (kanan) dan Presiden Meksiko Enrique Pena Neto (kiri), saat menandatangani kesepakatan USMCA pada 30 November 2018
Trump memaksa Meksiko dan Kanada untuk merundingkan kembali pakta perdagangan NAFTAFoto: Ron Przysucha/ZUMA/IMAGO

Ketergantungan Meksiko

Meksiko bahkan lebih bergantung pada AS sebagai tujuan pasar ekspornya, dengan 77% barangnya dikirim ke sana pada tahun 2022, menurut indeks MIT.

Sektor otomotif sangat terintegrasi dan Schott menekankan bahwa tarif Trump ini akan membuat mobil lebih mahal bagi konsumen di AS.

"Itu tidak akan menguntungkan produksi AS, karena perusahaan yang akan dirugikan oleh tarif yang memengaruhi Meksiko adalah perusahaan yang juga memproduksi di AS. Biaya itu akan dibebankan kepada konsumen AS," katanya, menambahkan bahwa tarif pada Meksiko dapat memperburuk salah satu masalah yang ingin diselesaikan Trump, yaitu migrasi.

"Kerusakan pada ekonomi Meksiko hanya akan memperburuk kondisi ekonomi di Meksiko dan mendorong lebih banyak migrasi ilegal ke AS," kata Schott. "Saya tidak yakin faktor itu dipertimbangkan secara memadai dalam proposal pemerintahan Trump yang akan datang." 

Ancaman kosong atau risiko serius? 

Dalam hal tarif, pembalasan dari Meksiko dan Kanada kemungkinan besar akan terjadi, menurut Reinsch, yang mencatat bahwa Presiden Meksiko sudah mengatakan dia akan memberlakukan tarif tersendiri.

"Saya merasa, situasi politik di Kanada mungkin akan memaksa mereka melakukan hal yang sama, yang akan sangat mengganggu ketiga ekonomi negara dan akan sangat meningkatkan inflasi," kata Reinsch.

Masih ada optimisme bahwa gaya negosiasi Trump, yang membuat ancaman sebelum membuat kesepakatan, mengindikasikan bahwa tarif itu mungkin tidak akan diberlakukan.

Wagner mengatakan bahwa dia berharap ada solusi lain untuk masalah tersebut, dengan mencatat bahwa "memberlakukan tarif adalah solusi yang sangat tidak sempurna." 

Namun, fakta bahwa Trump pernah memberlakukan tarif pada baja dan aluminium dari Kanada dan Meksiko membuat Schott memandang ancaman baru ini dengan serius: "Dia pernah melakukannya, dan dia akan bersedia untuk melakukannya lagi dalam situasi yang tepat."

Artikel ini diadaptasi dari bahasa Inggris.