Menanti Pembuktian Seorang Özil
13 September 2013Kepindahan seorang pesepakbola dari satu klub ke klub lain bisa berjalan mulus, atau berakhir seperti drama yang mengiringi transfer Mesut Özil ke Arsenal. Usai menandatangani kontrak senilai 50 juta Euro, gelandang Jerman itu tiba-tiba mendapati dirinya berada di tengah perang kata-kata antara Real Madrid dan sang ayah, Mustafa.
Lakon itu diawali dengan laporan harian olahraga Spanyol, AS Sport, yang menurunkan laporan miring terkait sang playmaker. Dengan mengutip petinggi Real, AS menuding Özil sering bertindak di luar profesionalitas seorang pesepakbola, di antaranya dengan "tergila-gila" pada wanita dan sering "mengunjungi" klub malam.
Sontak Mustafa menampik kabar tersebut, sembari mengancam akan menggugat Real Madrid lewat jalur hukum. "Bagaimana mungkin seorang pemain bisa tampil di 158 pertandingan dalam tiga musim jika ia tidak profesional?" tanyanya kepada wartawan.
Kecewa terhadap manajemen Madrid
Dalam jumpa pers di London, Özil juga mengaku kecewa dengan reaksi Real, "saya kehilangan rasa hormat terhadap manajemen klub (Madrid)," katanya.
Sejurus kemudian legenda Perancis yang kini menukangi Real Madrid sebagai asisten pelatih, Zinedine Zidane mengatakan dalam interview, bahwa Özil "tidak siap untuk bertarung demi tempat di tim utama." Sebab itu ia dan pelatih Carlo Ancelotti lebih memilih Angel di Maria yang menunjukkan "jawaban" di atas lapangan.
Mustafa Özil pun menuding, manajemen Madrid berusaha "menyudutkan" putranya untuk membenarkan tindakan mereka menjual Özil yang ternyata menuai reaksi keras dari para pemain dan pendukung. Christiano Ronaldo, Sergio Ramos, Arvalo Arbeloa, Isco atau bahkan gelandang klub rival, Barcelona, Cesc Fabregas menyuarakan keheranan terhadap langkah Madrid.
Mencari pelatih, bukan klub
Saat presentasi Gareth Bale di stadion Bernabeu, sebagian besar pendukung yang membanjiri tirbun utama meneriaki Florentino Perez, "Özil no se vende", yang tak lain berarti "Özil tidak untuk dijual." Perez kemudian menyuruh para pendukung tutup mulut sebelum kemudian menghilang bersama Bale lewat terowongan stadion.
Kini bersama Arsenal, pemain yang ditemukan oleh Schalke dan dibesarkan di Werder Bremen itu punya kesempatan untuk membuktikan kekeliruan Madrid. Pelatih Arsenal, Arsene Wenger sendiri berperan besar memboyong Özil ke Emirates Stadium.
Serupa dengan peran Jose Mourinho saat Özil akan hijrah dari Bremen ke Madrid, Wenger berhasil meyakinkan sang playmaker lewat telepon. Kendati banyak yang mencibir Arsenal sebagai langkah mundur bagi gelandang Jerman itu, Özil yang kehilangan kepercayaan di Madrid bukan mencari klub baru, melainkan pelatih yang cocok.
Harapan Arsenal
"Buat saya kepercayaan dari pelatih sangat penting, dan Arsene Wenger mampu memberi saya rasa tersebut," ujarnya beberapa waktu lalu. Pengamat sepakbola Spanyol John Carlin juga menyuarakan pendapat serupa, "Özil ibaratnya bunga yang rapuh. Ia butuh kasih sayang dari pelatih. Tapi jika diurus dengan benar, ia bisa menjadi fenomenal," katanya kepada BBC.
Peluang Özil untuk bersinar di Liga Primer Inggris cukup besar. Kemampuannya menemukan celah di lini pertahanan dengan umpan-umpan tajam dan akurat nyaris tidak tertandingi di dunia. Selama tiga tahun merumput di Spanyol, pemain berusia 24 tahun itu mencatat 71 assist dan 27 gol. "Liga Primer yang banyak memberi ruang untuk gelandang serang adalah kondisi yang sempurna untuk Özil. Ia adalah tipikal pemain yang jika diberi ruang bisa membunuhmu," kata gelandang Barcelona Cesc Fabregas.
Di Arsenal, klub yang selama beberapa tahun terakhir lebih banyak menjual ketimbang membeli bintang, kehadiran Özil serta merta membangkitkan semangat para pendukung. Sebagian besar yakin, kedatangannya akan mengubah persepsi umum tentang klub, bahwa para pemain berkelas lainnya akan tertarik bergabung jika Özil, sosok yang dianggap sebagai salah satu "Galactico" terbaik Madrid, percaya pada masa depan klub.
Tinggal menunggu bagaimana Mesut Özil, arsitek lapangan tengah itu menjawab kritik yang dihujankan kepadanya dan membuktikan betapa Madrid telah melakukan kesalahan besar dengan menjualnya ke klub lain.