Mengapa KTT Iklim Justru di Qatar?
27 November 2012Qatar, seperti negara lainnya di kawasan Teluk memiliki udara panas, berdebu dan amat kaya. Pendingin ruangan (AC) dipasang di mana-mana. Di hotel, taksi, di ruang universitas dan juga di pusat perbelanjaan besar di ibukota Qatar Doha. Tidak heran, di Qatar matahari juga sudah bersinar terik pada jam 9 pagi. Bulan November yang termasuk musim dingin, suhu rata-rata 30 derajat celcius. Dan pada musim panas suhu 50 derajat celcius.
Limusin, mobil pick up dan kombi melaju dengan kecepatan 80 km/jam di jalan-jalan lebar di Doha. Mobil-mobil lebih kecil hampir tidak ada. Dan tentu saja mesin mobil-mobil tersebut tetap dinyalakan di pinggir jalan saat menunggu pemiliknya yang terpaksa keluar sebentar dari mobil untuk mengurus sesuatu. Apalagi suhu di dalam mobil itu harus tetap nyaman 18 derajat celcius.
Hidup Serba Berkecukupan
Sepekan menjelang dimulainya konferensi iklim jika seseorang bertanya tentang KTT iklim itu di luar lingkungan hotel, maka jawaban atau reaksi yang diperoleh hanya dengan mengangkat bahu. "Saya tak tahu sama sekali tentang itu," demikian jawaban standar yang diperoleh. Dan kemudian mereka segera mengalihkan tema dan membahas dengan penuh gairah kejuaraan dunia sepakbola yang akan digelar di Qatar tahun 2022.
"Jika warga Qatar pada musim panas pergi berlibur selama tiga bulan, mereka meninggalkan rumahnya dengan pendingin ruangan yang tetap dihidupkan selama itu.“ Demikian dituturkan seseorang yang sudah 17 tahun tinggal di Doha. Pemakaian energi tersebut tidak perlu dibayar satu sen pun oleh warga Qatar, karena listrik bagi penduduk pribumi cuma-cuma, demikian pula sepertinya halnya air dari kran. "Kami telah meminta kepada pemerintah demi kepentingan lingkungan, agar di masa depan menghitung biaya untuk listrik dan air, atau setidaknya menetapkan batasan.“ Dijelaskan seorang aktivis lingkungan di Qatar, yang menambahkan "Namun mereka secara tegas menolaknya.“
Pelanggaran batas kecepatan mengemudi di jalan-jalan Qatar sementara ini dikenai sanksi uang denda yang tinggi. Tapi tidak ada rangsangan guna menghemat bensin. Apalagi harga satu liter bensin super kira-kira hanya 20 cent (Euro) atau kurang dari 2500 rupiah, harga tersebut hampir yang terendah di dunia. (Dibandingkan di Jerman harga satu liter bensin super 1 Euro 60 cent Red.) Sekaligus gaji di Qatar tergolong yang tertinggi di dunia dan membayar pajak hampir tidak dikenal di negara tersebut.
Keluarga-keluarga Qatar rata-rata memiliki jumlah mobil lebih banyak dibanding jumlah anggota keluarga, demikian keterangan penduduk di negara itu. "Hanya turis dan pekerja tamu dengan upah rendah yang menggunakan transportasi bus.“ Di banyak jalan di Doha banyak dibuat jalan sepeda, tapi jalan itu kosong. Bahkan pejalan kaki pun jarang, segelintir pejalan kaki yang terlihat kebanyakan karena sedang mencari taksi.
Harapan Ambisius
Minyak terutama gas bumi membuat Qatar kaya. Negara itu termasuk kelompok negara dengan pelepasan CO 2 per penduduk. Tapi hal itu akan berubah sampai tahun 2030. Demikian disebutkan dalam sebuah dokumen "Visi Nasional 2030“ yang disodorkan oleh pemerintah terutama oleh penguasa Qatar, Emir Syeikh Hamad bin Khalifa al-Thani.
Salah satu poin penting adalah perlindungan iklim. Sikap berkelanjutan dengan sumber daya alam, air yang bersih, lebih banyak daur ulang, pembangunan dengan energi efisien dan perlindungan iklim melalui penekanan pelepasan emisi CO 2, hanya beberapa kata kunci. Salah satu peran penting diharapkan penerapan energi terbarukan, dengan tenaga angin tapi terutama dengan energi surya.
Meskipun demikian hal itu tidak terlihat sampai sekarang. Hanya ada satu-satunya instalasi panel surya yang terlihat jika mengelilingi Doha. Yakni di atas atap gedung pusat konferensi yang baru, dimana KTT Iklim berlangsung.
Katar Menjelang Terobosan Baru di Bidang Iklim?
"Qatar dan Perlindungan Iklim? Tidak akan terjadi!“ tukas seorang turis Jerman. Berbeda dengan pendapat dari penasehat ekologis kawasan Arab pada kantor UNESCO di Doha. "Semua pertanda menunjukkan, bahwa mereka benar-benar serius akan hal itu,“ kata Benno Böer. "Dalam 10 tahun terakhir terjadi sejumlah hal di sini. Apalagi dalam lima tahun belakangan, muncul kesadaran lingkungan di sini.“
Terutama warga muda Qatar merasa cemas akan negaranya dan mengupayakan adanya perubahan. “Orang bisa membandingkan situasi di sini dengan Jerman di akhir tahun 70-an, ketika Partai Hijau mulai muncul,“ kata Böer. “Kala itu seluruh warga muda beralih dari partai-partai besar dan mulai menjadi hijau. Situasi yang mirip kini terjadi di Qatar.“
Banyak Rencana, Sedikit Pelaksanaan
Walaupun begitu sampai kini banyak sekali waktu terbuang, hal ini diakui penasehat ekologis UNESCO Böer. Banyak hal yang dibicarakan dan direncanakan, tapi tidak dilakukan hal-hal konkrit. "Qatar saat ini sedang berada pada fase transisi, dimana hal-hal yang telah direncanakan, kini juga mulai diterapkan.“ Namun masih perlu waktu lama.
Terlalu lamban, juga dirasakan oleh Qasim Radaideh. Pria Yordania itu bekerja untuk EcoQ sebuah organisasi yang setiap dua tahun sekali menggelar pameran untuk teknik lingkungan. "Pemerintah sudah melakukan sesuatu, tapi semua masih berjalan tersendat-sendat.“
Sebagai contoh ia menyebut rencana pabrik, dimana untuk selanjutnya silikon untuk panel surya di Qatar diproduksi. Sudah lama proyek itu berada pada tahap perencanaan, tanpa mengalami kemajuan. "Jika pabrik itu akhirnya selesai dibangun, tekniknya mungkin sudah ketinggalan.“ Tapi Radaideh juga menyampaikan pertimbangannya, "itu hal yang tidak terlalu mudah. Sebuah negara yang selama 50 tahun tergantung pada energi fosil, tidak akan berubah sekaligus.“
Sementara menurut Benno Böer dari UNESCO, hal itu juga terletak pada kecilnya negara itu. Penduduk Qatar tidak sampai mencapai setengah juta jiwa. "Itu hanya tergolong sekitar kota berukuran sedang. Dan orang tidak dapat mengharapkan bahwa warga-warga Qatar ini memiliki kapasitas untuk menyelesaikan sendiri seluruh masalah lingkungan.“
Untuk itu Qatar harus mendatangkan banyak pakar yang baik, dapat diandalkan dan tenaga asing ke negara tersebut. Dan itu butuh waktu.