Menghidupkan Kembali Alam Pulau Sabira
Pulau Sabira di Kepulauan Seribu, Jakarta merupakan kawasan penting konservasi penyu sisik dan mangrove. Namun kini nelayan setempat mengeluhkan kerusakan alam di area tersebut. Warga berjuang menyelamatkan lingkungan.
Selamat datang di Pulau Sabira
Sabira merupakan pulau paling utara di Teluk Jakarta, terpencil di antara pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu. Di pulau ini bertahun lamanya para warga berjuang memulihkan kerusakan lingkungan karena perubahan iklim dan industri. Salah satunya dengan cara menyelamatkan hutan bakau dan penyu sisik (Eretmachelys imbricata) yang nyaris punah.
Populasi ikan yang menyusut
Banyak nelayan di Pulau Sabira yang sudah menjual perahu-perahunya. Sebagian berhenti melaut sejak jumlah tangkapan ikan semakin menyusut. Dari 70 perahu, kini cuma 10 perahu nelayan yang masih aktif beroperasi.
Para-para pun ikut menganggur
Para-para merupakan jemuran ikan yang terbuat dari baja ringan, Sejak para nelayan tidak lagi melaut dan berhenti bekerja, para-para pun mengganggur dan ditumbuhi enceng gondok di bawahnya. Gambaran serupa memenuhi sudut lain Pulau Sabira.
Pohon melawan abrasi
Di usia yang nyaris seabad, Haji Ridwan masih kuat menanam berbagai jenis bibit pohon untuk membentengi pulau dari ancaman bencana abrasi. Selama bertahun-tahun, dia membibit, menanam dan merawat pohon atas biaya sendiri. “Saya tanam pohon kayu angin, nyamplong dan jenis lainnya, demi masa depan anak-cucu, “ujarnya.
Dari memperjualbelikan menjadi perawat penyu
Sejak 2015, warga ikut membantu memulihkan populasi penyu. Sejauh ini sudah ratusan telur penyu sisik yang ditetaskan di penangkaran. Lebih 10 ribu ekor tukik berhasil dilepasliarkan ke laut. Penyu sisik yang bertelur akan memilih lokasi pantai yang gelap dan penuh semak pada malam hari untuk menghindari gangguan binatang lain seperti biawak atau gangguan manusia yang sering mencuri telur penyu.