Menhan Cina: Separatis Taiwan Akan 'Dihancurkan'
3 Juni 2024Menteri Pertahanan (Menhan) Cina Dong Jun mengatakan pada Minggu (02/06) bahwa bagi siapa saja yang mencoba untuk memisahkan Taiwan dari Cina akan "dihancurkan dan mengakibatkan kehancuran mereka sendiri," lapor lembaga penyiaran pemerintah Cina, CCTV.
Pernyataan Dong Jun pada konferensi keamanan Dialog Shangri-La di Singapura ini terlontarkan seminggu setelah Cina mengadakan latihan militer di sekitar Taiwan, pulau yang diklaim Cina sebagai miliknya, yang terlihat sebagai upaya mengintimidasi.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Dong bertekad mencegah kemerdekaan Taiwan
Dong bertekad bahwa Tentara Pembebasan Rakyat Cina akan bertindak "dengan tegas dan keras" demi mencegah "kemerdekaan Taiwan," kata lembaga penyiaran CCTV.
Menhan Cina itu juga menuduh Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan, telah mengupayakan gerakan separatisme selangkah demi selangkah sambil melemahkan identitas Cina di pulau itu.
"Para separatis itu baru-baru ini membuat pernyataan fanatik yang menunjukkan pengkhianatan mereka terhadap bangsa Cina dan leluhur mereka. Mereka akan dipaku pada pilar rasa malu di dalam sejarah," kata Dong.
Dalam pernyataan yang tampaknya merujuk secara tidak langsung kepada Amerika Serikat (AS) yang menjual senjatanya ke Taiwan, Dong juga mengatakan bahwa kekuatan asing "menyemangati separatis Taiwan” dan melemahkan prinsip "Satu Cina", dengan "taktik memotong daging asap" atau yang dikenal dengan strategi memecah belah lewat ancaman dan persekutuan yang dilakukan untuk menjatuhkan lawan.
Hal ini termasuk dengan menjual senjata ke Taiwan dan mempertahankan hubungan resmi dengan Taiwan, jelas Dong, dengan tujuan menggunakan Taiwan untuk mengendalikan Cina.
Dong mengatakan bahwa Cina berkomitmen untuk melakukan reunifikasi secara damai, tetapi kemungkinan ini akan digagalkan oleh "pasukan kemerdekaan Taiwan."
Taiwan mengutuk pernyataan itu "provokatif dan tidak rasional"
Taiwan menanggapi pernyataan Dong itu dengan mengatakan bahwa pihaknya sangat menyesalkan komentar itu, yang disebutnya "provokatif dan tidak rasional".
The Mainland Affairs Council (MAC), dewan yang bertanggung jawab atas kebijakan Taiwan terhadap Cina, menegaskan bahwa Republik Rakyat Cina tidak pernah memerintah pulau itu.
Dewan itu juga menuduh Cina telah berulang kali mengancam Taiwan dengan kekerasan di berbagai acara internasional, yang disebut dewan itu sebagai pelanggaran terhadap piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Ini adalah fakta obyektif bahwa kedua belah pihak di Selat Taiwan tidak saling tunduk satu sama lain, dan itu juga merupakan status quo di selat itu," ungkap dewan tersebut.
Meski Cina menganggap Taiwan sebagai bagian dari negaranya, pulau ini telah memiliki pemerintahan yang merdeka sejak 1949, saat Chiang Kai-Shek mengungsikan pemerintahan Nasionalisnya ke pulau tersebut, setelah dikalahkan oleh Komunis dalam perang saudara.
Ketegangan kerap meningkat di Selat Taiwan, sejak Presiden Lai Ching-te yang disebut Beijing sebagai "separatis", mengambil alih kekuasaan pada 20 Mei lalu. Lai menyampaikan pidato pelantikannya, seraya mendesak Beijing untuk menghentikan tindakan politik dan militer mereka yang mengintimidasi.
kp/yf (dpa, Reuters)