Meninjau Pameran Buku Frankfurt
Pameran buku internasional di Frankfurt (08-12/10/14) pasti mendapat perhatian besar dari berbagai kalangan. Tiap tahun pameran ini punya titik berat berbeda. Tahun ini, Finlandia jadi negara tamu. Tahun depan Indonesia!
Pameran Buku Internasional
Seorang perempuan mengatur buku-buku di sebuah stand, sebelum dimulainya pameran buku internasional Frankfurt. Pameran berlangsung dari tanggal 8 sampai 12 Oktober. Kali ini Finlandia jadi tamu kehormatannya. Sekitar 7.000 penerbitan berpartisipasi tahun ini. Diperkirakan sekitar 300.000 pengunjung akan hadir.
Titik Temu Dunia Perbukuan
Setiap penerbitan berusaha mearik perhatian pengunjung. Pameran ini juga jadi ajang tukar-menukar tren dan terciptanya kerjasama bisnis. Ini juga jadi tempat mencari peluang pelatihan dan "networking" secara umum. Orang juga bisa mendapat berbagai informasi. Misalnya tentang penyebaran ilmu pengetahuan secara digital di masa depan, juga bagaimana penampilan ruang kelas digital.
60 Pengarang dari Finlandia
Anna Storm yang berasal dari Helsinki melihat-lihat sebuah buku anak-anak, pada stand para pengarang Finlandia (10/10/14). Dalam rangka pameran, diadakan juga 3.500 acara. Jumlah penulis yang berpartisipasi kali ini sekitar 1.000 orang, dari berbagai negara. Tamu kehormatan Finlandia mengirim sekitar 60 orang.
Pavilyun Finlandia
Sebagai negara tamu utama, Finlandia mendapat pavilyun raksasa. Tata ruang pavilyun Finlandia juga menggambarkan situasi negara itu di musim dingin, di mana es dan salju tampak di mana-mana, tapi juga ketenangan. Itu tercipta dalam konsep ruangan yang menggunakan enam lingkaran yang saling terpisah, di mana orang bisa membaca buku-buku yang dipamerkan.
Penghargaan Deutscher Buchpreis
Pengarang Lutz Seiler ketika mendapat penghargaan tertinggi untuk roman, Deutscher Buchpreis. Pengarang itu juga mendapat hadiah uang 25.000 Euro. Ia berhasil unggul dari lima pengarang lain, yang karyanya juga dinominasikan. Deutscher Buchpreis diberikan setiap tahun, dan secara tradisional sehari sebelum dibukanya Pameran Buku Frankfurt.
Kisah Perjalanan Hidup
Roman berjudul "Kruso" karya Lutz Seiler memenangkan Deutscher Buchpreis. Dalam roman ini, Seiler menceritakan musim panas 1989 di pulau Hiddensee. Pulau yang dulu termasuk wilayah Jerman Timur itu, sebelum Jerman bersatu menjadi tempat berkumpulnya warga yang diam-diam membangkang, pencari kebebasan dan warga yang ingin lari dari negara komunis tersebut.