Indonesia Kritik Kebijakan Pengungsi Australia
21 Maret 2016Soal pengungsi sudah lama jadi isu sengketa antara Indonesia dan Australia. Banyak pengungsi yang ingin sampai ke Australia, namun akhirnya terdampar di Indonesia karenanya ketatnya pengawasan. Australia beberapa kali memulangkan pengungsi yang ditemukan di perairan Australia ke wilayah Indonesia.
Tahun 2013, Australia mulai menerapkan kebijakan ketat terhadap arus pengungsi yang datang melalui kapal-kapal dari Indonesia. Pemerintah Indonesia kemudian mengeluh karena jumlah pengungsi yang terdampar di wilayahnya makin lama makin banyak.
Kunjungan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop ke Indonesia digunakan Menlu Retno Marsudi untuk mengeritik kebijakan itu.
"Indonesia berharap tidak hanya kepada Australia, melainkan juga kepada setiap negara lain, untuk lebih membuka diri menerima para pengungsi yang sudah menunggu untuk dimukimkan," kata Retno Marsudi dalam wawancara dengan sebuah media asing.
Menlu Australia Julie Bishop menerangkan, negaranya sudah melakukan banyak hal. Kini giliran negara lain di kawasan untuk menanggulangsi arus pengungsi.
"Australia sudah berbagi beban dan ingin mengajak negara-negara lain di kawasan untuk melakukan yang sama," kata dia pada awal kunjungan tiga harinya ke Indonesia.
Julie Bishop menambahkan, Australia telah menerima "sejumlah besar"pengungsi dari Suriah dan memberikan visa atas alasan kemanusiaan.
Dia berharap, Indonesia bisa mengajak negara-negara di kawasan untuk memecahkan "masalah regional" ini, dan tidak hanya menunjuk pada Australia. Menlu Indonesia dan Australia bersama-sama akan memimpin Konferensi Internasional tentang Penyelundupan dan Perdagangan Manusia di Bali hari Rabu (23/03) mendatang.
Indonesia tidak meratifikasi Konvensi PBB tentang pengungsi, sehingga tidak punya kewajiban untuk melindungi dan menampung pengungsi, seperti Australia.
Hubungan Indonesia dan Australia beberapa waktu lalu sempat renggang karena kebijakan imigrasi ketat yang diterapkan Canberra. Australia juga memrotes keras eksekusi mati di Indonesia tahun lalu terhadap dua warganya yang dihukum mati karena memperdagangkan dan menyebarkan narkoba.
Sejak Malcolm Turnbull menggantikan Tony Abbot sebagai Perdana Menteri Australia September lalu, hubungan kedua negara mulai berangsur pulih. Indonesia dan Australia minggu lalu menyatakan akan mendorong lagi pembicaraan peningkatan kemitraan ekonomi yang sempat terhenti selama hampir 18 bulan.
hp/rn (afp, rtr)